Sunday, July 20, 2025
BerandaHukum & KriminalPembunuhan Berantai di Padang: Satpam Jagal 3 Wanita, Satu Dimutilasi, Dua Dikubur...

Pembunuhan Berantai di Padang: Satpam Jagal 3 Wanita, Satu Dimutilasi, Dua Dikubur di Sumur Tua

progresifjaya.id, PADANGĀ  – Ingat Very Idham Henyansyah alias Ryan penjagal dari Jombang, Jawa Timur? Sekira 18 tahun lalu, Ryan membunuh 11 korbannya secara berantai di Jombang dan Depok, Jawa Barat. Penjagal sadis itu ternyata bukan psikopat, karena saat membunuh para korbannya dia sadar perbuatan yang dilakukan. Oleh karenanya Ryan yang kala itu berumur 34 tahun divonis mati pada pengadilan tingkat pertama, banding, kasasi sampai PK yang putusannya sama, vonis mati karena terbukti melakukan pembunuhan berencana seperti diatur Pasal 340 KUHP. Kini Ryan yang sudah berumur 54 tahun, masih mendekam dalam penjara tak kunjung dieksekusi.

Nah, kini adalah lagi pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang Satpam pabrik di Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Namun polisi baru mengungkap 3 korban, semuanya perempuan dan merupakan orang dekat. Bahkan seorang korban adalah kekasih pelaku. Hampir mirip dengan dengan Ryan Jombang, para korbannya dibunuh dan dimasukan ke dalam sumur serta ada juga yang dimutilasi, potongan tubuhnya di buang ke sungai.

Pelaku pembunuhan sadis itu berinisial SJ alias Wanda (25) wargaĀ  Batang Anai, Padang Pariaman, Sumbar. Jagal itu sudah ditangkap polisi dan masih terus mengungkap pembunuhan berantai itu, karena diduga masih ada korban lain.

ā€œSudah tiga korban yang menjadi sasaran pembunuhan. Kasus ini sudah masuk kategori pembunuhan berantai,ā€ kata Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir dikutip, Jumat (20/6).

Menurut Kapolres, salah satu korbannya adalah Septia Adinda (23) yang dibunuh dengan cara dibekap mulut dan hidungnya hingga wanita muda itu tidak dapat bernafas dan meregang nyawa. Septia diketahui pernah kuliah di STIE KBP Padang.

Setelah itu, pelaku membawa jasad korban ke sebuah kebun dekat jembatan dan memotong tubuhnya hingga 10 bagian menggunakan parang. Bagian tubuh itu, dibuang pelaku ke aliran sungai Batang Anai.

Dua hari kemudian, potongan tubuh korban mengambang di tiga titik berbeda dengan jumlah empat bagian. Dari potongan mutilasi yang ditemukan warga itulah polisi akhirnya bisa mengungkap dan meringkus pelaku pembunuhan tersebut.

ā€œParang, kendaraan, dan baju yang digunakan pelaku saat menjalankan aksi saat ini sudah kami amankan,ā€ jelas Kapolres Ahmad Faisol.

Adapun motif tersangka, diketahui karena cekcok soal utang sebesar Rp3,5 juta. Korban Septia mempunyai hutang kepada Wanda dan saat ditagih belum bisa membayar sampai akhirnya berujung pembekapan hingga wanita itu tewas.

Hasil pemeriksaan terhadap pelaku Wanda, terungkap ada dua wanita lain yangĀ  dibunuh sebelumnya. Namun, untuk motif kedua korban lainnya belum diketahui pasti. “Motifnya belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat,ā€ kata Kapolres Ahmad Faisol.

Kedua korban yang dibunuh sebelumnya adalahĀ  Siska Oktavia alias Cika (23) yang belakangan diketahui sebagai kekasih Wanda dan Adek Gustiana (24). Aksi pembunuhan itu tidak terendus sama sekali, karena usai menghabisi nyawa kedua perempuan itu, jasadnya langsung dimasukkan ke dalam sumur tua dan terkubur di situ.

Siska Oktavia dan Adek Gustiana dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan jasadnya atas pengakuan pelaku Wanda. Polisi sudah menggali sumur itu dan menemukan kedua jasad tersebut teronggok di dalamnya.

Pihak keluarga tak menyangka Wanda melakukan aksi kejinya pada pacarnya Siska Oktavia pada Januari 2024 tahun lalu. Pasalnya, selama proses pencarian korban Wanda justru terlihat aktif membantu pihak keluarga dalam mencari keberadaan Siska. Bahkan dia disebut sebagai orang pertama yang melaporkan hilangnya sang kekasih ke Polsek Batang Anai.

Hal tersebut, disampaikan Suji Selsya Utami (28), sepupu dari korban Siska.
“Tak pernah terbayang pelakunya adalah Wanda. Soalnya, dia juga ikut mencari korban sampai motor Siska ditemukan di daerah Tabing. Kami benar-benar tidak menyangka,” ungkap Suji Utami.

Lebih lanjut, Suji menyebut, sebelum dinyatakan hilang, Siska sempat menyampaikan niatnya kepada keluarga untuk bertemu Wanda guna mengambil uang. Namun Wanda mengaku, meninggalkan Siska di minimarket Batang Anai sebelum korban dilaporkan hilang.

“Pengakuannya, dia pergi menjemput teman Siska yang bernama Adek ke rumahnya,” kata Suji lagi

Setelah menjemput, Wanda mengantarkan Adek ke tempat korban. “Dari situlah Siska dan Adek disebut menghilang,” imbuh Suji.

Wanda yang bekerja sebagai Satpam pabrik di Padang Pariaman dikenal dekat dengan keluarga korban, karena memang dia merupakan kekasih Siska dan dikenal sebagai pribadi yang baik.

Suji menambahkan, hubungan asmara antara Wanda dan Siska sudah berlangsung cukup lama, sejak tahun 2019. “Jika Siska masih hidup, sudah hampir 6 tahun jalinan asmara mereka berdua,” ujarnya.

Editor: Isa Gautama

Artikel Terkait

Berita Populer