progresifjaya.id, LEBAK – Pemerhati pertanian, Muharja Hasan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Bandung, mengatakan, Presiden Prabowo Subianto mampu mewujudkan swasembada pangan jika petugas penyuluhan pertanian ditingkatkan penguatan kecakapan dan kompetensi ilmu di bidangnya.
“Kita berkeyakinan bila penyuluh pertanian memiliki kecakapan dan kompetensi ilmu di bidangnya itu bisa terwujud swasembada pangan bahkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Muharja di Lebak, Jumat (8/11/2024)
Presiden Prabowo yang bertekad mewujudkan swasembada pangan khususnya beras dapat terealisasikan dengan waktu antara empat sampai lima tahun ke depan.
Keberhasilan swasembada pangan itu, kuncinya bagaimana petugas penyuluh pertanian di lapangan yang langsung bersentuhan dengan petani memiliki ilmu di bidangnya.
Sebab, petugas penyuluh pertanian adalah bagian garda terdepan untuk mewujudkan swasembada pangan sehingga perlu dioptimalkan pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Petugas penyuluh pertanian itu yang dapat mengubah perilaku sikap dan keterampilan (PSK) petani agar mereka mampu berinovasi dengan teknologi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas hingga swasembada pangan.
Dengan demikian, pemerintah wajib memberikan pelatihan maupun penguatan bimbingan teknis (Bimtek) agar penyuluh pertanian memiliki kecakapan dan kompetensi ilmu di bidangnya.
“Mereka penyuluh pertanian harus memiliki manajemen yang bagus dan bagaimana dalam pengelolaan pertanian tersebut mulai perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi,” katanya.
Selain itu, juga petugas penyuluh pertanian harus mampu menyusun program, agenda kerja dan bisa memecahkan permasalahan -permasalahan di lapangan.
“Mereka juga petugas penyuluh pertanian dapat memanfaatkan ilmu teknologi digital dengan membuat metode, media, profil dan kajian – kajian serta mereka membangun kelembagaan kelompok petani yang kuat,” tuturnya.
Karena itu, penting petugas penyuluh pertanian secara berkelanjutan ditingkatkan pengetahuan kecakapan dan kompetensi ilmu di bidangnya melalui bimtek, seminar, pelatihan rutin maupun pembekalan.
Penyuluh pertanian yang hebat wajib memiliki tiga ilmu yakni pertama ilmu teknis dan jika misalnya dia itu di bidang padi tetap bidang padi hingga akhirnya dipasarkan.
Kedua, petugas penyuluhan pertanian harus bagus metodologinya dan bagaimana bisa menyampaikan teknik inovasi teknologi yang disarankan dinas kepada petani.
Selanjutnya, ketiga tenaga penyuluhan pertanian harus pandai berbicara untuk menyampaikan kepada petani.
“Kami optimistis jika penyuluh pertanian yang ada di Tanah Air sebanyak 47.606 orang dioptimalkan penguatan kecakapan dan kompetensi ilmu bidangnya dipastikan dapat terwujud swasembada pangan hingga Indonesia lumbung pangan dunia,” tukasnya. (R. R)