progresifaya.id, JAKARTA – Ditengah isu lingkungan hidup sepeti halnya Polusi Udara menerpa Jakarta dan sekitarnya menjadi perhatian global. Pememerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan bersama warga bahu-membahu mengelola menata lingkungan untuk meminimalkan emisi karbon. Berbagai upaya yang dilakukan merupakan satu langkah implementasi Program Kampung Iklim (Proklim).
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Selatan, M.Amin menuturkan, penghargaan Proklim dari KLHK RI (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indnesia), adalah bukti warga Jakarta Selatan masih sangat peduli dengan lingkungan di tempat tinggalnya.
“Penghargaan ini tentu adalah hasil kerja keras seluruh warga Jakarta Selatan yang selama ini selalu aktif memelihara lingkungan agar selalu nyaman dan berkelanjutan di tengah isu-isu lingkungan,” tutur, M.Amin.
Amin memaparkan, Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, 10 RW dan Kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan berhasil meraih Penghargaan di ajang Penganugrahan Program Kampung Iklim (Proklim) 2023.
Sebagaimana Antara lain Trophy Proklim Lestari diraih RW 03 Kelurahan Rawajati Kecamatan Pancoran, Sertifikat Proklim Utama diraih RW 04 Kelurahan Pancoran Kecamatan Pancoran dan RW 06 Kelurahan Rawajati Kecamatan Pancoran.
Sertifikat Partisipasi Proklim Pratama diraih, RW 08 Kelurahan Kebagusan Kecamatan Pasar Minggu, Sertifikat Partisipasi Proklim Madya masing-masing, RW 07 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa 2. RW 01 Kelurahan Pengadegan Kecamatan Pancoran, RW 07 Kelurahan Rawajati Kecamatan Pancoran , RW 02 Kelurahan Rawajati Kecamatan Pancoran, RW 02 Kelurahan Karet Kecamatan Setiabudi, dan RW 05 Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet serta Trophy Proklim Lestari RW 03 Kelurahan Rajawati, Kecamatan Pancoran.
“Program Kampung Iklim adalah program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kampung atau Rukun Warga (RW),” tutur, M.Amin.
Di sisi lain, Kasudin LH Jaksel menuturkan, Program Kampung Iklim adalah program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kampung atau Rukun Warga (RW).
Menurutnya, Mitigasi perubahan iklim adalah upaya untuk mengurangi dampak dan risiko yang diakibatkan perubahan iklim dan meminimalkan bencana iklim. Mitigasi perubahan iklim dilakukan dengan pengelolaan limbah padat dan cair, penggunaan energi terbarukan, pengolahan budidaya pertanian, dan tutupan vegetasi (kebun).
“Sebagai contoh upaya pengelolaan limbah padat dan cair yang telah dilakukan, yaitu menabung di Bank Sampah, mengolah sampah organik melalui komposting dan Maggot BSF (Black Soldier Fly), pengumpulan minyak jelantah, dan penghematan energi. Selain itu, menggunakan energi terbarukan, seperti penggunaan lampu LED dan solar cell, budi daya pertanian rendah emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan pupuk organik, dan meningkatkan tutupan vegetasi dengan memperbanyak penghijauan,” tuturnya.
Sementara itu, adaptasi perubahan iklim adalah upaya menyesuaikan diri dengan kondisi perubahan iklim yang terjadi untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan.
Adaptasi perubahan iklim dilakukan dengan aksi pemanenan air hujan dengan memperbanyak PAH (Penampungan Air Hujan), peresapan air melalui lubang resapan biopori, penghematan air, sarana/prasarana pengendali banjir seperti pompa pengendali banjir dan sumur resapan. Lalu, peningkatan ketahanan pangan dengan memperbanyak gang hijau, tanaman produktif, serta kolam gizi.
Kemudian, pengendalian penyakit terkait iklim dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), memantau jentik nyamuk, sanitasi, serta penyediaan air bersih. “Pada pelaksanaannya, Proklim memberikan dampak baik pada kampung-kampung maupun masyarakat yang terlibat. Kampung menjadi nyaman, sejuk, dan lebih tertata, karena dilakukan penghijauan yang merata di seluruh areanya. Masyarakat juga terlibat aktif dalam mengurus tugas masing-masing yang berkaitan dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tersebut,” ujar, M.Amin.
Tidak hanya itu, Amin juga mengungkapkan bahwa Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Walikota, Camat, serta Lurah terus mendorong seluruh kelurahan dan RW untuk membentuk Kampung Iklim.
“Ke depan, semua kelurahan dan RW di wilayah Jakarta Selatan harus berorientasi Kampung Iklim. Kami Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan didukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, siap memfasilitasi dan membina agar seluruh RW di Jakarta khususnya Jakarta Selatan rendah emisi karbon dan berkelanjutan,” tandasnya.
Penulis/Editor : Asep Sofyan Afandi