progresifjaya.id, JAKARTA – Media asal Australia, The Sydney Morning Herald, menyebut Indonesia sebagai wilayah yang berpotensi jadi ‘hotspot’ alias pusat virus corona berikutnya di dunia.
Menurut media tersebut, status Indonesia tersebut berkaca dari tingkat kematian, jumlah tes, dan kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam menangani virus corona.
Rasio tes PCR Indonesia juga jauh lebih rendah ketimbang negara-negara yang gagal menerapkan ‘new normal’ karena belum berhasil mengontrol pertumbuhan kasus corona. Padahal, tes tersebut merupakan kunci untuk ‘tracing’ atau melacak kasus agar persebaran virus bisa dikontrol.
Dampak dari kurang masifnya tes virus corona mengakibatkan jumlah kasus resmi yang diumumkan pemerintah bisa jadi tidak aktual. Sejak April 2020, para ahli juga mengkritisi jumlah kematian pasien corona yang tidak tercatat oleh pemerintah.
Sebab, kategori ‘kematian akibat corona’ tidak memasukkan data kematian orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang dikubur dengan protokol COVID-19.
Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia semakin bertambah. Per Selasa (23/6) pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif bertambah 1.051 orang, sehingga total kini ada 47.896 terjangkit corona.
“Didapatkan hasil positif 1.051 orang sehingga akumulasi 47.896 orang,” kata juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, di Kantor BNPB, Jakarta.
Jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal bertambah 35 orang. Sehingga, kini jumlah pasien meninggal menjadi 2.535 jiwa.
Kabar baiknya, jumlah pasien virus corona yang sembuh bertambah 506 orang, menjadi 19.241 orang. Sebanyak 17.908 spesimen diperiksa dalam 24 jam terakhir.
Editor: Hendy