Sunday, July 20, 2025
BerandaBerita UtamaPerang di Berbagai Negara Berdampak Terhadap Iklim Ekonomi Global

Perang di Berbagai Negara Berdampak Terhadap Iklim Ekonomi Global

progresifjaya.id, LEBAK –  Perang di berbagai negara di dunia berdampak terhadap iklim ekonomi global terutama perkembangan ekonomi nasional dan daerah. Sehingga berdampak kepada pelaku usaha akibat kesulitan untuk mendapatkan permodalan dari lembaga otoritas jasa keuangan maupun perbankan.

“Kita  nilai investasi triwulan pertama (Januari -Maret 2025) di daerah ini tercapai Rp272 miliar. Padahal sebelumnya triwulan pertama pada tahun 2024 lalu menembus Rp450 miliar,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak Yadi Basari Gunawan dalam keterangan di Lebak, Kamis. (3/7/2025)

Perang di berbagai negara yang hingga kini berkecamuk menimbulkan resesi ekonomi dunia, sehingga berdampak besar terhadap perekonomian daerah. Saat ini, perang di negara Rusia dengan Ukraina masih berlangsung tanpa gencatan senjata kedua belah pihak.

Begitu juga perang di Timur Tengah belum lama ini negara zionis Israel dengan Iran yang sekarang sudah dilakukan gencetan senjata.

Namun, kata dia, Palestina dengan Israel masih berlangsung dan banyak jatuh korban warga Gaza. Oleh karena itu, dampak perang di dunia tersebut ternyata berdampak cukup besar, terutama  iklim investasi di daerah.

“Kami berharap lembaga PBB mampu memfasilitasi untuk mengakhiri peperangan tersebut, sehingga dapat menggenjot investor,” ujar Yadi.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyiapkan 13 kecamatan untuk menjadi kawasan peruntukan industri (KPI) guna menyerap ribuan tenaga kerja juga pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Dimana 13 kecamatan yang dijadikan KPI itu, karena ditunjang sarana dan prasarana transportasi angkutan massal, seperti Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) dan jalan tol Serang – Panimbang.

Ke 13 kecamatan itu di antaranya Rangkasbitung, Cibadak, Warunggunung, Cimarga, Sajira, Curugbitung, Cileles, Cikulur, Kalanganyar , Banjarsari dan Maja.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak, Yadi Basari Gunawan

Pengembangan KPI itu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 7 tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW). Perda tersebut salah satu untuk menarik investor agar dapat menanamkan modalnya di Kabupaten Lebak baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Kehadiran investor itu, mereka membuka  aneka usaha mulai pabrik manufaktur, suku cadang kendaraan, alas kaki hingga produk makanan olahan dari perikanan, perkebunan, dan pertanian.

“Kami berharap kawasan investasi di 13 kecamatan itu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat,” katanya menjelaskan.

Ia mengatakan , pemerintah daerah mendorong pertumbuhan ekonomi daerah meningkat, sehingga bisa mengejar ketertinggalannya di Banten.

Karena itu, pemerintah daerah akan memberikan insentif kepada para investor yang menanamkan modalnya di daerah ini.

Pemerintah daerah juga mengoptimalkan promosi – promosi dan kolaborasi dengan kementerian maupun dengan daerah lain. “Kami menjamin investasi di Lebak cukup kondusif dan aman,” katanya.

Ia menyebutkan, pihaknya optimistis target nilai investasi di Kabupaten Lebak 2025 sebesar Rp1 triliun bisa terealisasi.

Meski nilai investasi pada triwulan 1 (pertama) sebesar Rp272 miliar namun peluang investasi di Kabupaten Lebak cukup besar tahun 2025 dengan adanya 13 kecamatan dijadikan KPI.

“Kami meyakini nilai investasi Lebak bisa di atas Rp1 triliun,” paparnya. (R. Rencong)

Artikel Terkait

Berita Populer