progresifjaya.id, JAKARTA – Penyanyi kontroversial dari Irlandia Sinéad O’Connor yang terkenal karena musik dan perjuangan pribadinya diketahui telah meninggal dunia. Demikian RTE, lembaga penyiaran publik Irlandia mengabarkan, pekan ini.
Namun sampai sejauh ini belum ada penjelasan lebih rinci dari pihak keluarga terkait penyebab kematian penyanyi yang sejak 2018 berikrar menjadi muslimah itu. Hanya disebutkan bahwa artis itu meninggal pada usia 56 tahun.
O’Connor adalah seorang vokalis wanita yang dikenal karena suaranya murni dan tajam. Dipadukan dengan kemampuan menulis lagu yang bisa membangkitkan pandangannya tentang politik, spiritualitas, sejarah, dan filsafat.
Album pertamanya, “The Lion and the Cobra” dirilis dengan pujian kritis pada tahun 1987. Debut album kedua O’Connor tahun 1990, “I Do Not Want What I Haven’t Got” menobatkannya sebagai artis terkenal.
Namanya melambung setelah lagu “Nothing Compares 2 U” melesat ke posisi nomor 1 tangga lagu dunia pada tahun 1990. Lagu ini dinominasikan untuk beberapa Grammy dan mencetak kemenangan O’Connor untuk video MTV sekaligus meraih video terbaik artis wanita.
Lagu-lagu lain di album yang menuai pujian untuk penyanyi itu termasuk lagu kebangsaan “Black Boys on Mopeds” yang tajam dan bermuatan politik.
Dalam beberapa tahun terakhir, O’Connor terbuka tentang perjuangannya melawan kecanduan dan kesehatan mental. Dia merinci pengalamannya dalam memoarnya tahun 2021 “Rememberings”.
PM Irlandia Leo Varadkar mengatakan musik Connor dicintai di seluruh dunia dan bakatnya tak tertanding. Sedangkan Presiden Irlandia Michael D Higgins memuji “keaslian” O’Connor serta suaranya yang indah dan unik.
“Apa yang telah hilang dari Irlandia pada usia yang relatif muda adalah salah satu komposer, penulis lagu, dan pemain kami yang terhebat dan paling berbakat dalam beberapa dekade terakhir, seseorang yang memiliki bakat unik dan hubungan luar biasa dengan pendengarnya, yang semuanya memiliki cinta dan kehangatan untuknya,” kata keduanya.
Lahir di Glenageary, County Dublin, pada Desember 1966 penyanyi itu mengalami masa kecil yang sulit. Sebagai seorang remaja, dia ditempatkan di Pusat Pelatihan An Grianan di Dublin yang pernah menjadi salah satu penyucian terkenal untuk memenjarakan gadis-gadis muda yang dianggap tidak bermoral.
Pada saat itu seorang biarawati membelikannya gitar dan menjodohkannya dengan seorang guru musik yang membawanya pada karier musik O’Connor. Kemudian dia merilis album pertamanya yang mendapat pujian kritis The Lion And The Cobra pada tahun 1987 yang masuk 40 chart besar di Inggris dan AS.
Pada tahun 1991, dia dinobatkan sebagai artis di tahun itu oleh majalah Rolling Stone dan membawa pulang Brit Award untuk artis solo wanita internasional.
Pada tahun berikutnya, salah satu peristiwa paling terkenal dalam karirnya terjadi ketika dia merobek gambar Paus Yohanes Paulus II di acara TV AS Saturday Night Live, di mana dia menjadi artis yang diundang.
Mengikuti penampilan acapella dari Bob Marley’s War, dia melihat ke kamera dan berkata “lawan musuh yang sebenarnya”. Ini sebuah protes terhadap pelecehan seksual anak di Gereja Katolik.
Tindakannya mengakibatkan dia dilarang seumur hidup oleh penyiar NBC dan diprotes serta dihujat di AS. Salinan rekaman televisi yang menayangkan perbuatannya dihancurkan di Times Square New York.
“Saya tidak menyesal melakukannya. Itu brilian,” katanya dalam wawancara dengan New York Times pada 2021.
Masuk Islam dan berhijab pada tahun 2018, penyanyi Dublin itu mengubah namanya menjadi Shuhada ‘Sadaqat, tetapi terus tampil dengan nama aslinya yang sudah mendunia itu. Dia merilis memoar, pada tahun 2021.
Pada Januari 2022, putranya yang berusia 17 tahun, Shane, ditemukan tewas setelah dilaporkan hilang dua hari sebelumnya.
Menulis di media sosial setelah kematiannya, dia mengatakan dia telah memutuskan untuk mengakhiri perjuangan duniawinya dan meminta tidak ada yang mengikuti teladannya.
Penyanyi itu kemudian membatalkan semua pertunjukan panggungnya akhir tahun 2022 karena kesedihan yang tak kunjung berakhir setelah kematian putranya.
O’Connor memberikan penghormatan kepada anaknya Shane dalam salah satu tweet terakhirnya, menyebutnya “cinta dalam hidupku, pelita jiwaku, kami adalah satu jiwa dalam dua bagian”. (Isa)