progresifjaya.id, JAKARTA – Walau ajang pilpres 2024 masih jauh, namun banyak pihak yang terus mencoba memberikan analisanya. Hal ini berkaitan dengan sosok siapa pengganti Joko Widodo-Ma’ruf Amin di periode selanjutnya. Nama duet Prabowo Subianto dan Puan Maharani pun turut ramai didengungkan
Seperti yang disampaikan Jerry Massie, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S). Menurutnya, walau peta politik untuk Pilpres 2024 diprediksi bakal dipenuhi dengan persaingan antarkepala daerah di Jawa, namun ada kekuatan mengerikan yang patut diperhitungkan, yakni duet Prabowo-Puan Maharani.
Tentu banyak yang penasaran bukan? Begini kalkulasinya seperti disitat Progresif Jaya, Minggu 21 Juni 2020.
Menurut Jerry Massie dalam keterangannya, road map perang politik Pilpres 2024 akan tetap muncul dari Pulau Jawa.
Hal ini berkaca pada banyaknya pemilih di lumbung suara. Di mana Jawa Barat memiliki potensial pemilih terbanyak yakni 33,2 juta, kemudian disusul oleh Jawa Timur dengan 30,9 Juta, Jawa Tengah 27 Juta.
Begitu pula dengan Jakarta 7,7 juta pemilih, Banten 7,4 juta dan Jogja 2,7 juta. Sehingga jika ditotal menjadi 108,9 juta.
“Bisa dibilang pemilih di Pulau Jawa hampir 60 persen dari 192 juta pemilih pada pilpres 2019 lalu,” ujar Jerry.
Jerry kemudian mengkalkulasi siapa saja calon yang bisa merengkuh suara paling banyak dalam Pilpres 2024 jika berkaca pada figur pemimpin daerah yang disebut-sebut bisa maju dalam kontestasi.
“Jika Ganjar berpasangan dengan Ridwan Kamil maka 33 juta dan 27 maka ada 60 juta suara keduanya. Jika Khofifah-Ridwan (63 juta), Ganjar-Anies (34 juta), Anies-Ridwan (40 juta), Khofifah-Anies (37 juta), Ridwan-Khofifah (60 juta),” kata dia.
Tetapi, kalkulasi suara mereka bisa saja encer, kata dia, jika yang dihadapkan adalah dua figur sangat berat muncul dalam bursa Pilpres 2024 mendatang.
Mereka adalah duet Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan putri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.
“Lawan tangguh juga jika Prabowo-Puan ditandemkan. Alasannya sederhana, kedua partai ini menguasai parlemen selain Golkar. PDIP meraup 128 kursi dan Gerindra 78 kursi pada pemilu lalu,” paparnya.
Apalagi jika dilihat dari gelagat Gerindra dan PDI Perjuangan yang terlihat mesra usai Pilpres 2019, dibarengi dengan bergabungnya Prabowo di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin.
“Jika dilihat gelagat Prabowo dengan merapat ke koalisi PDIP. Ini setidaknya sinyalemen red and white akan berafiliasi politik,” pungkasnya.
Editor: Hendy