Thursday, January 16, 2025
BerandaHukum & KriminalPolda Metro Dirikan Polsubsektor Bassura, Tawuran Bassura yang Melegenda Bisa Dimatikan

Polda Metro Dirikan Polsubsektor Bassura, Tawuran Bassura yang Melegenda Bisa Dimatikan

progresifjaya.id, JAKARTA – Aksi tawuran di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur sudah menjadi cerita legenda. Dan sebagai cerita legenda, aksi tawuran yang sudah tahunan berlangsung antara warga RW 01 dan RW 02 ini sulit buat dilupakan dan dihapus.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly dalam pernyataannya kepada wartawan beberapa waktu lalu mengatakan, kepolisian bersama stakeholders sebenarnya sempat mengambil sejumlah solusi  untuk mencegah tawuran kembali terjadi. Tapi ya gagal maning. Tawuran tetap terjadi karena motif dendam yang belum terbalaskan.

“Tawuran Bassura sudah seperti cerita legenda. Sudah berlangsung puluhan tahun dan turun temurun dari generasi ke generasi. Sudah dilakukan berbagai upaya buat mengatasi dan mencegahnya. Sudah buat pos pantau sudah buat perjanjian damai. Tapi yah sebagaimana sebuah epik legenda, susah buat dilupakan dan dihapus,” urai Kapolres Nicolas beberapa waktu lalu.

Dalam praktiknya, lanjut Kapolres Nicolas, warga RW 01 dan RW 02 yang saling bertikai ini sama-sama punya cepu atau informan yang mengintip aktivitas dan keberadaan polisi. Jika polisinya sedang pergi shalat atau telat datang, momen ini langsung dimanfaatkan warga untuk menggelar tawuran. Selalu begitu dari tahun ke tahun.

Dari kepolisian sendiri, masih kata Kapolres Nicolas, sudah berupaya memperketat pengamanan dari sore hingga malam hari. Tapi para warga juga tak kehilangan akal untuk bisa kembali tawuran. Timing dini hari pun mereka ambil agar bisa tawuran.

“Iya jadi kayak kucing-kucingan kita dengan warga. Anggota kita juga kan butuh istirahat butuh sholat. Kalau kita perketat di sore hari, mereka mainnya malam. Kalau kita perketat malam, mereka mainnya subuh. Selalu begitu kejadiannya,” kata Kapolres Nicolas lagi.

Dikatakannya juga, terhadap para pelaku tawuran Polri tak kan pernah berkompromi. Tindakan tegas terukur pasti diambil terhadap mereka, terlebih buat yang nekat menyerang petugas saat tawuran dilerai.

“Tindakan tegas terukur akan kami lakukan apabila mereka masih tetap bandel. Masih tetap mangkreng terhadap imbauan yang kami sampaikan,” tegas Kapolres Nicolas memperingatkan.

Sementara itu, pengamat sosial yang juga anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat, Berman Nainggolan Lumbanraja dalam pernyataannya menjelaskan,
tawuran di Bassura antara warga RW 01 dengan warga RW 02 itu terjadi akibat tingkah tengik para leluhur mereka dulu yang saling hina saling menjatuhkan. Akibat dari hal tersebut, rasa dendam dan sakit hati di antara mereka muncul dan diwariskan turun temurun hingga sekarang.

“Bicara tawuran bicara massa. Pemicu awalnya dari para leluhur mereka warga bangkotan RW 01 dan RW 02 yang saling hina menyangkut harga diri. Karena basic mereka bukan pendekar, penyelesaian masalah dilakukan dengan cara tawuran, keroyokan rame-rame. Bukan penyelesaian secara jantan duel satu lawan satu,” kata Berman dalam analisisnya

“Sejatinya cemen mereka semua. Beraninya keroyokan. Kalau ditantang duel tangan kosong satu lawan satu saya jamin mereka akan mikir seribu kali dulu sebelum mengiyakan,” imbuhnya lagi.

Dikatakannya juga, untuk meredupkan legenda tawuran di Bassura ini Polri semestinya jangan tanggung langkah menyelesaikan. Sebagai petugas keamanan yang diberikan seragam, senjata, kewibawaan serta kewenangan, bukan hal sulit sebenarnya bagi Polri untuk bertindak tegas dan nyata menciutkan nyali warga.

“Selama ini kan antisipasinya masih tanggung langkah. Cuma sekadar pos pemantauan atau patroli segelintir personel. Yah, warga ga merasa kena gertak. Tinggal main kucing-kucingan selesai. Apalagi mereka menguasai dan mengenal persis wilayah. Jadi mudah saja buat mereka gelar tawuran lagi,” kata Berman.

Menurutnya, legenda tawuran Bassura bisa total diredam bahkan dihilangkan jika Polda Metro Jaya mendirikan Polsubsektor di perbatasan wilayah RW 01 dan RW 02. Polsubsektor, lanjut Berman, bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, dan pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Termasuk juga  tugas-tugas Polri lain di daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dia memaparkan, dalam melaksanakan tugasnya, Polsubsektor berfungsi menyelenggarakan patroli dan pengamanan kegiatan masyarakat untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, serta penegakan hukum Tipiring.

Polsubsektor juga memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan, pemberian bantuan dan pertolongan termasuk pengamanan kegiatan masyarakat. Juga memberdayakan peran serta masyarakat melalui Polmas untuk mewujudkan kemitraan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

“Jadi straight to the point aja. Saran saya agar cerita legenda tawuran di Bassura bisa dilupakan, maka Polda Metro Jaya, dalam hal ini Polres Metro Jakarta Timur harus segera mendirikan Polsubsektor Bassura. Jangan pakai lama mikir. Gerak cepat dirikan di perbatasan RW 01 dan RW 02. Saya berani jamin jika hal ini concern dilakukan tawuran di Bassura bisa total dimatikan,” kata Berman menggaransi. (Bembo)

Artikel Terkait

Berita Populer