Friday, February 14, 2025
BerandaHukum & KriminalPolri Peras Masyarakat dan Pengawasan Internal Cenderung Tumpul, AMMI Minta Presiden Buka...

Polri Peras Masyarakat dan Pengawasan Internal Cenderung Tumpul, AMMI Minta Presiden Buka Pengaduan Masyarakat

progresifjaya.id, JAKARTA – Advokat Muda Muslim Indonesia (AMMI) meminta Presiden Prabowo Subianto membuka pengaduan masyarakat secara khusus. Pengaduan ini sebagai bentuk kepedulian Presiden Prabowo untuk memerangi pejabat yang melakukan pemerasan kepada masyarakat.

Seperti diketahui, sekarang ini sudah ramai pemberitaan para perwira menengah Polri diperiksa atas dugaan pemerasan terhadap pihak yang berperkara di kepolisian. Yang paling jorok adalah kasus penonton DWP asal Malaysia yang diperas anggota reserse narkoba Polda Metro Jaya hingga Rp2,5 miliar dan berujung pemecatan tidak hormat beberapa perwira polisi.

“Presiden harus secepatnya membuka pengaduan khusus bagi masyarakat yang ingin melaporkan anggota Polri yang sudah memeras masyarakat. Ini sebagai bentuk kepedulian Presiden kepada masyarakat yang jadi korban,” kata Pendiri AMMI, Ali Yusuf kepada wartawan melalui keterangan tertulisnya, Jumat, (31/1).

Ali memaparkan, dirinya haqul yakin jika Presiden Prabowo Subianto cepat membuka pengaduan masyarakat, bakal ada banyak pejabat di intansi Polri yang kena sangkut. Apalagi, sambungnya, fungsi pengawasan internal Polri selama ini dirasa kurang efektif cenderung tumpul dan tidak berjalan sesuai harapan masyarakat.

“Karena yang memeriksa sesama anggota polisi bisa dipastikan tidak akan efektif. Cenderung pencitraan. Siapa yang dikorbankan siapa yang diselamatkan. Selalu seperti ini skema silumannya,” ujar Ali lagi.

Menurutnya, apa yang terjadi di institusi kepolisian saat ini adalah situasi darurat perlindungan terhadap warga sipil yang bermasalah hukun. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan sudah seharusnya cepat menyudahi agar masalah ini tidak terus menjadi pembiaran.

Ali juga mengatakan, Presiden Prabowo harus secepatnya mengambil sikap dan bertindak untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang terus menurun terhadap organisasi negara di bawah pimpinannya. Apalagi kepercayaan masyarakat terhadap organisasi negara juga semakin hari semakin menurun.

“Kami menunggu komitmen Bapak Presiden Prabowo menjadi pelayan dan pelindung masyarakat,” tegasnya lagi.

Pada kesempatan ini, Ali juga mengapresiasi  sekelompok masyarakat yang tetap konsisten dan berani mengawasi kinerja aparat kepolisian.

“Terimakasih kepada masyarakat yang berani mengkritik, mengawasi kerja aparat Polri yang melanggar hukum,” ujar Ali mengapresiasi.

Menjelang penilaian 100 hari kerja kabinet Prabowo-Gibran, terusnya lagi,  masih banyak sebenarnya pekerjaan rumah yang belum tercover atau diselesaikan. Salah satunya itu adalah memperbaiki pelayanan di institusi kepolisian meski citra kepercayaan publik dari hasil survei disebut meningkat.

“Banyak masalah yang terjadi di intansi kepolisian yang perlu diperbaiki secara menyeluruh oleh kebijakan Presiden. Hasil survei itu cuma gambaran tentatif dan tidak bersifat absolut. Kepercayaan masyarakat terhadap Polri meningkat itu sifatnya tentatif. Hari ini naik besok bisa turun. Tapi survei kan tidak menjelaskan ritme ini. Cuma mengambil secara global. Jadi jangan tertipu dengan hasil survei ya,” sergahnya lagi. (Bembo)

Artikel Terkait

Berita Populer