Oleh : Dr.,Drs.Mukhtadi El Harry,MM.,M.Sc.
Kegaduhan diawali dari, Presidential Treshold sebagai upaya menjegal pihak lain, berdampak kekacauan dunia nyata cost politik terlalu mahal, meski sudah di gugat di MK (Majlis Konstitusi) tapi tidak ada hasilnya persekongkolan mereka terlalu jahat dan kuat, semua aturan di utak atik demi memenuhi ambisi kelanggengan proyek kekuasan.
Keberanian Nasdem meskipun belum mencapai presidential treshold memproklamirkan Anis mengagetkan dunia persilatan
Sementara yang lain masih sibuk 3 periode, perpanjangan jabatan, bahkan ada yang merasa sudah diatas angin karena sudah mengantongi tiket, ada yang kasak kusuk membangun koalisi, bongkar pasang sana sini layaknya pedagang asongan, seolah negeri ini barang warisan.
Ada yang sangat ketakutan nasib diri dan dinastinya di masa datang.
Sementara pemodal kedaulatan negeri conoha terus menagih janji dan terus mengamati siapa calon penguasa potensial yang bisa dimodali dan akan tunduk kepada pemilik modal.
Para buzer, dan tokoh picisan yang tidak punya karakter dan taunya cuan dan cuan yang hanya menguntungkan dirinya meskipun harus menjual organisasinya biar harga tawarnya semakin tinggi mereka terus sibuk menawarkan produknya tanpa punya hati nurani kalo negeri ini ke depan akan seperti apa.
Para penguasa yang dipilih dengan cost cukup mahal ternyata, dalam 2 tahun terakhir mereka tidak bekerja untuk rakyat tapi sibuk menggalang kekuatan untuk melanggengkan kekuasaannya.
Nasdem melenggang dapat sambutan gegap gempita Demokrat pun merapat disusul. PKS meskipun syarat Demokrat terlalu tinggi, syah-syah saja, sayangnya SBY sang Jenderal yang sudah berpengalaman 2 periode jadi Presiden pun ternyata insting politiknya masih rendah sehingga keputusannya keluar dari koalisi berdampak buruk pada putra mahkota dan partainya.
Kalo kita perhatikan nasib AHY sama seperti Sandi Eric antara ada dan tiada….
Persaingan King maker Mega Joko semakin seru. Kubu Ganjar dan Prabowo di harapkan terjadi all Conoha Finel, ternyata justru terjadi pembusukan dari dalam. Kekuatan PDIP tidak lagi solid Prabowo jatuh wibawanya dengan masuknya gibran, ternyata si macam asia sudah jadi penakut dan minta perlindungan anak ingusan sungguh memalukan.
Sepanjang sejarah belum pernah ada penguasa seperti di Republik Conoha kebohongan dan memanfaatkan seluruh perangkat negri sebagai senjata andalan untuk membohongi dan mengunci lawannya.
Sungguh mengerikan dan yang lebih aneh kejahatan yang sulit didefinisikan semacam ini masih ada saja yang menjilat jilat memujinya, sungguh memalukan.
Para oknum Akademisi, cerdik pandai, tokoh masyarakat bahkan tokoh agama diam seribu bahasa cari aman dan berharap dapat kedudukan minimal cuan sungguh sangat memalukan
Harapannya tinggal pada rakyat, bukalah hati nurani pilihlah pemimpin yang akan membawa perubahan, menghentikan langkah oligarki dan Dinasti, yang akan menegakkan hukum demi keadilan yang akan membawa negri Conoha menjadi negeri yang pernah diproklamirkam pada tgl 17 Agustus 1945 yang punya tujuan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4.
(Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial)