Friday, December 6, 2024
BerandaBerita UtamaPSSI Hanya Bisa Berkhayal

PSSI Hanya Bisa Berkhayal

progresifjaya.id, JAKARTA – Sejak beberapa pekan terakhir, PSSI menjadi sorotan setelah terlibat konflik internal dengan pelatih kepala Timnas, Shin Tae-yong. Terkait hal itu, media Vietnam Zing.vn turut memberitakan kasus tersebut, dan menulis bahwa pengurus sepak bola di Indonesia sejatinya tak profesional dan hanya bisa berkhayal.

Pada berita berjudul “Shin Tae-yong Tak Kompeten atau Sepak Bola Indonesia Berkhayal?” sang penulis menyoroti sikap PSSI yang dinilai kurang baik memperlakukan pelatih asing. Maka, tulis artikel tersebut, pantas saja jika akhirnya banyak yang memutuskan hengkang lantaran merasa tak betah.

Bukan hanya Shin, Zing.vn juga berkaca pada kasus-kasus sebelumnya yang melibatkan PSSI dan pelatih asing. Misalnya, seperti Luis Milla dan Simon Mcmenemy yang merima perlakuan serupa.

“PSSI selalu tahu cara terburuk memutus kontrak. Luis Milla mengunggah status ketika diputus kontrak dan berkata sepak bola Indonesia diatur dengan cara buruk, tidak profesional, dan tak pernah menghargai kontrak,” bunyi artikel tersebut, dikutip Senin, 6 Juli 2020.

Menurut Zing.vn, kebijakan yang PSSI ambil selalu membuat bingung banyak pihak. Sebagai contoh, federasi tersebut rela merogoh kocek dalam-dalam untuk mendatangkan pelatih kelas dunia. Namun ketika sudah datang, pelatih malah diperlakukan seperti orang yang tak penting.

“Indonesia telah mengeluarkan dana besar-besaran untuk merekrut tiga pelatih top dunia, tapi malah diperlukan seperti karyawan biasa,” terangnya.

“Mereka seakan dianggap tak punya latar belakang kemampuan melatih yang baik, padahal sebaliknya,” tambah sang penulis.

Seperti yang disampaikan melalui judul, Zing secara tak langsung menganggap pengurus PSSI hanya bisa berkhayal.

Menurut artikel tersebut, induk sepak bola Indonesia itu selalu menginginkan hasil instan yang membebani pelatih dan para pemain. Padahal dalam dunia olahraga, hasil baik terjadi setelah melalui proses yang panjang.

Itulah mengapa, jika PSSI serius ingin membangun sepak bola Indonesia, berikan kesempatan pada pelatih dan jangan sekalipun melakukan intervensi di luar kewenangan mereka.

“PSSI seharusnya memberi pelatih banyak waktu. Tapi sayangnya, mereka hanya ingin hasil instan, tak ingin bersabar. Seluruh pelatih langsung diberi target yang sulit, seperti memenangkan Piala AFF di tahun pertama dan lolos kualifikasi World Cup,” lanjut artikel tersebut.

“Saat baru tiba Indonesia, Shin mengatakan cukup memahami budaya (sepak bola) Indonesia karena sama-sama dari Asia. Tapi khayalan itu (ingin juara tanpa proses) mungkin memberatkan dirinya.”

Sumber: Zing.vn

Editor: Hendy

Artikel Terkait

Berita Populer