progresifjaya.id, JAKARTA – Arahan Presiden Joko Widodo yang sering disapa Jokowi kepada para menterinya agar sektor pertanian dalam masa pertumbuhan ekonomi yang menurun pada masa covid -19, agar produksinya dapat digenjot.
Arahan Jokowi tersebut mendapat tanggapan dari Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) AlFataa Segeran Kidul, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, H. Dudung Badrun, SH, MH.
Sebab menurut Dudung, arahan Presiden tidak didukung dengan sektor penting yang dapat meningkatkan produksi pertanian yakni pupuk.
Dudung Badrun mengatakan pada kenyataannya saat ini pupuk Uria dan TSP hilang pemasarannya di Indramayu. Padahal kata dia, petani di Kabupaten Indramayu sangat membutuhkan pupuk tersebut terutama pada musim tanam kedua (gadu).
Pemerhati dunia pendidikan dan juga sosok petani ini merasa heran dengan hilangnya peredaran pupuk itu. Terkesan adanya bentuk perlawanan terhadap arahan presiden dan adanya dugaan sabotase?
Dikatakannya, jika benar adanya perlawanan dan sabotase, maka dia mengimbau agar kiranya aparat Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian mencegahnya dan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
“Saya kira BIN dan Kepolisian sudah mengantongi fakta dan analisanya. Maka saya himbau kedua lembaga itu dapat mencegah jika memang ada dugaan perlawanan dan sabotase terhadap arahan Jokowi,” katanya.
“Faktanya di Indramayu justru pupuk hilang dari peredaran. Padahal pupuk ini penting bagi petani untuk meningkatkan produksi. Saya sendiri sebagai pengelola lahan pertanian kesulitan mendapatkan pupuk,” ungkap Dudung Badrun.
Dia berharap kelangkaan pupuk di Kabupaten Indramayu ini dapat secepatnya diatasi oleh pemerintah untuk mencapai peningkatan sektor pertanian sesuai arahan presiden.
“Kami warga Indramayu terutama kaum petani akan menjalankan arahan presiden. Untuk itu agar pemerintah harus memperhatikan kebutuhan petani berupa pupuk,” ujarnya.
Penulis/Editor: Zulkarnain