progresifjaya.id, KAB. TANGERANG – Dalam masa reses persidangan kedua DPRD Provinsi Banten 2024 – 2025, legislator dari Fraksi PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono memanfaatkan waktu resesnya bertemu dengan basis massa terkuatnya di RW 07 Kelurahan/Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Pertemuan yang berlangsung di Balai Warga RW itu dilakukan dalam upaya menyerap aspirasi masyarakat khususnya di daerah pemilihan (Dapil) 6 yang mengantarkan Abraham terpilih menjadi wakil rakyat di DPRD Banten periode 2024 – 2029.
Pertemuan pada Senin malam (17/2) lalu itu, berlangsung santai dan kekeluargaan. Para warga diberi kesempatan berdialog langsung dengan anggota dewan termuda di DPRD Banten tersebut.
Warga kemudian menyampaikan berbagai masalah, kebutuhan dan harapan di lingkungan tempat tinggal mereka. Seperti diketahui wilayah RW 07 merupakan tempat di mana Abraham meraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif 2024 lalu. Para warga mendukung Abraham, karena dia memang bermukim di lingkungan RW 07, Kelurahan Kelapa Dua.
Untuk itu, Abraham menyatakan rasa terima kasihnya kepada warga RW 07 atas dukungan yang diberikan hingga dia bisa terpilih dan dilantik menjadi anggota DPRD Provinsi Banten.
“RW 07 adalah rumah saya. Oleh karena itu, saya hadir di sini selama masa reses untuk mendengarkan aspirasi masyarakat sebagai wujud komitmen saya dalam memperjuangkan kebutuhan warga,” ujarnya saat memberi sambutan.
Abraham juga memberikan apresiasi kepada pengurus RW 07 yang telah membantu menyelenggarakan kegiatan reses ini.
“RW 07 adalah rumah kita bersama. Dengan kebersamaan, kita dapat terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Pada dialog diskusi, beberapa warga menyampaikan berbagai masalah yang dihadapi, mulai dari infrastruktur, ketenagakerjaan, hingga pendidikan. Salah satunya adalah kurangnya fasilitas yang ramah anak di RW 07.
Warga mengeluhkan dua lapangan yang dianggap kurang nyaman untuk anak-anak dan mengusulkan agar lapangan tersebut diperbaiki agar dapat digunakan untuk kegiatan positif di luar jam sekolah.
Juga disampaikan masalah tingginya angka pengangguran di kalangan tenaga kerja produktif. Warga mengusulkan agar masalah itu disalurkan melalui program pelatihan dan padat karya yang terintegrasi dengan kebutuhan pasar kerja, dengan demikian warga dapat memiliki keterampilan yang relevan.
Menanggapi hal tersebut, Abraham menyatakan pentingnya memetakan minat dan kebutuhan anak muda di RW 07 agar mereka mendapatkan pelatihan yang sesuai. Dengan demikian, mereka dapat bersaing di dunia kerja.
“Perlu ada pemetaan minat dan kebutuhan pelatihan bagi anak muda agar mereka lebih siap bersaing,” ujarnya.
Selain isu infrastruktur dan ketenagakerjaan, warga juga mengeluhkan masalah kesehatan dan keamanan di lingkungan RW 07. Masalah kesehatan, salah seorang warga menyoroti ketidakakuratan alat ukur tensi darah di Posyandu yang sering memberikan hasil yang berbeda, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan kesehatan.
Kemudian masalah keamanan, dikeluhkan warga tentang CCTV yang terpasang di lingkungan tetapi tidak berfungsi, ini tentu mengurangi rasa aman warga di RW 07.
Menanggapi keluhan ini, Abraham berjanji akan membawa masalah ini ke tingkat provinsi.
“Masukan ini sangat berharga. Saya akan menindaklanjuti agar ada solusi konkret dari pemerintah provinsi Banten,” katanya.
Abraham berkomitmen akan memperjuangkan kepentingan warga RW 07, dengan fokus pada kebutuhan dan harapan masyarakat di basis massa terkuatnya ini. (Isa)