Tuesday, May 20, 2025
BerandaHukum & KriminalSatpas Purwakarta dan Satpas Majalengka Jadi Aktor Momen Bersejarah Kalahkan Psywar Berita...

Satpas Purwakarta dan Satpas Majalengka Jadi Aktor Momen Bersejarah Kalahkan Psywar Berita ‘Miring’ Oknum Wartawan

progresifjaya.id, JAKARTA – Teori menyerang lewat berita demi mendapatkan uang adalah skema lama yang selalu dipakai oknum wartawan media online ke sejumlah instansi. Skema ini juga selalu memakai sajian berita bersifat negatif untuk mengintimidasi korban agar meminta solusi berita ‘miring’ diapus atau takedown.

Permintaan solusi inilah yang dipakai oknum wartawan buat menentukan besaran nilai uang yang harus diberikan korban. Jika sudah sepakat, berita ‘miring’ langsung diapus. Sebaliknya kalau belum sepakar, tekanan dan ancaman bakal terus dikobarkan si oknum wartawan kepada korban.

Di lapangan, teori bersifat tricky atau mengadali ini sering dialami instansi Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM dan Satuan Administrasi Penyelenggara Satu Atap (Satpas). Banyak oknum wartawan media online yang menggunakan cara ini sebagai jalan pintas untuk dapat uang cepat. Kisaran uang yang didapat memang beragam. Namun mayoritas berada di level jutaan rupiah untuk pembayaran takedown berita. Selalu mulus teori ini dipraktikkan selama puluhan tahun. Dan seperti kutukan, seperti tak pernah bisa dilawan.

Hingga akhirnya, di satu momen cerita ini pun tiba di satu titik. Dan pada titik itu, niat si oknum wartawan untuk dapat uang besar dan cepat itu tiba-tiba bisa mampet dan langsung drastis hilang gaya. Gairah semangat si oknum wartawan untuk dapat uang cepat juga otomatis langsung padam. Berubah jadi lemah, lesu, sekaligus juga loyo dan letoy.

Momen bersejarah yang terasa sakral ini terjadi di Jawa Barat pada bulan April 2025. Dan sebagai aktor yang membuat momen historis ini adalah Satpas SIM Polres Majalengka dan Satpas SIM Polres Purwakarta. Bukan cerita settingan keduanya bisa aktor momen historis ini. Cuma karena kebetulan keduanya dapat psywar terkait berita pada hari yang sama dari oknum wartawan yang juga diduga sama dari media online inisial ‘NP’.

Bintara urusan (Baur) SIM Satpas Purwakarta, Brigadir Eko dalam kisahnya kepada progresifjaya.id mengatakan, dirinya tiba-tiba mendapat kiriman pesan WhatsApp dari orang tak dikenal yang mengaku sebagai wartawan media ‘NP’. Dalam pesan tersebut dia mengatakan ingin melakukan klafikasi terkait temuan lapangan dugaan ada calo SIM beroperasi. Disebutkannya juga temuan tersebut adalah data valid yang siap diberitakan setelah klarifikasi.

“Menjawab pernyataan tersebut saya langsung bersikap tegas mempersilakan dia untuk menjadikan berita dan menayangkan. Tapi saya juga mengingatkan dia agar nanti pemintaan saya untuk hak jawab dipenuhi. Beritanya dibuat untuk kemudian juga ditayangkan. Tapi kalau mau berteman ayok kita bicara baik dan enak saja. Juga adalah buat beli rokok dan bensin dari saya sebagai teman,” papar Brigadir Eko dengan nada santai.

Satpas SIM Polres Purwakarta dan kegiatan di Satpas SIM Polres Majalengka

Dia mengatakan, cara dan sikap yang ditunjukkan itu diibaratkan sebagai amunisi standar yang dikeluarkan lewat senjata penangkis. Dan syukurnya, dengan amunisi standar saja dia sudah bisa mengunci gaya dan kata si oknum wartawan.

“Andai dia tetap bersikeras mau memberitakan, terpaksa saya keluarkan amunisi pamungkas yang perlindungan kemitraaan dari wartawan Pokja Polda Metro Jaya yang dikondisikan dan dikoordinasikan sama sahabat saya jurnalis senior Polri di Polda Metro Jaya. Untuk namanya ga perlu disebut karena yang bersangkutan tidak mengizinkan,” ungkapnya lagi.

Dikatakan Brigadir Eko, cerita akhir dari upaya psywar berita terhadap Satpas Purwakarta adalah si oknum wartawan mengurungkan niatnya untuk memberitakan. Komunikasi selanjutnya jadi normatif dan baik-baik saja. Di akhir perbincangan, Brigadir Eko pun mengirimkan uang sekedarnya untuk bantu teman beli bensin dan rokok.

Sama seperti di Satpas Purwakarta, tekanan serupa yang ditengarai juga dari oknum yang sama terjadi di Satpas Polres Majalengka. Satu pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal tiba-tiba terkirim ke nomor Baur SIM Majalengka, Aiptu Latif. Si pengirim pesan juga mengaku sebagai wartawan media online ‘NP’ dan ingin klarifikasi temuan dugaan calo sipil beroperasi di Satpas.

“Dapat pesan kayak gitu saya langsung klarifikasi. Saya bilang calo sipil itu sifatnya absurd ga jelas. Bisa jadi biro jasa berbadan hukum sedang menangani urusan customernya. Atau entah apalah. Yang pasti dari aparat di sini ga ada yang praktik jadi calo. Kalau mau beritakan silakan ga saya larang. Saya cuma minta hak jawab Satpas Majalengka atas berita yang ditayangkan juga dijadikan berita dan ditayangkan sesuai aturan UU Pers. Gimana? Oke,” jawab Aiptu Latif dengan lugas melalui pesan WhatsApp ke si oknum wartawan.

Dan tak dinyana, kalimat klarifikasi tersebut ternyata bisa paten full power mengunci segala dalih bahasa si oknum wartawan. Ujung dari cerita pun akhirnya jadi 11-12 dengan Purwakarta. Aiptu Latif mendorong dana ala kadarnya via udara sebagai tambahan logistik buat si oknum wartawan beli rokok dan bensin.

Dan cerita ini pun tuntas akhirnya.
Baik Satpas SIM Purwakarta maupun Satpas SIM Majalengka juga membuktikan diri sebagai pemenang atas lawannya si teori tricky yang jadi jurus andalan para oknum wartawan media online. Good job. (Bembo)

Artikel Terkait

Berita Populer