Dr.,Drs. MUKHTADI EL HARRY, MM., M.Sc (Akademisi dan Pemerhati Sosial)
Seandainya aku Capres akan aku tawarkan Visi, Misi, Program Kerja dan Strategi untuk mewujudkannya.
Sehingga para pemilih tidak seperti beli kucing dalam karung…..
Demokrasi yang sangat mahal ini jangan sampai hanya menghasilkan badut politik dan boneka oligarki yang menggelikan.
Republik ini sangat cukup memenuhi syarat menjadi bangsa dan negara maju, bermartabat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Punya SDM yang berkualitas, punya SDA beraneka ragam yang melimpah, letak Geografi yang sangat strategis
Tapi itu semua sia-sia, kalau kita tidak bisa memaneajnya.
Persoalan mendasar bangsa ini gagal dalam hampir setiap memilih Pemimpinnya
Pesta Demokrasi 5 tahun sekali sebagai ikhtiar konstitusi untuk mengevaluasi dan memperbaiki kepemimpinan tidak pernah dieksekusi dengan baik.
Hampir selalu menghasilkan pemimpin dengan kualitas yangg tidak mampu mengangkat harkat martabat bangsa.
Karena kriteria pemimpin bukan ditentukan berdasarkan kualitas tapi berdasarkan popularitas dan elektabilitas.
Lembaga survei, Buzer pengamat lebih dipercaya dari pada rekam jejak
Tujuh puluh delapan tahun bangsa ini telah merdeka, tapi tetap harus bersabar dalam kesederhanaan.
Kita telah bersepakat Pancasila sebagai dasar negara, tapi nilai nilai Pancasila belum sempat diamalkan dengan sepenuhnya.
Keadilan sosial masih jauh dari kenyataan, baru segelintir atau sekelompok orang saja yang sudah kenyang menikmatinya.
Kemerdekaan itu untuk Rakyat Indonesia, bukan bangsa lain
Tapi semuanya seolah salah asuh, rakyatnya belum juga sadar, bahwa arah perjalanan bangsa yang sudah disepakati dalam pembukaan UUD 1945 perlu diluruskan.
Tujuh puluh delapan tahun ternyata belum juga menyadarkan bangsa ini, apakah perlu waktu 3,5 abad lagi agar bangsa ini sadar dari tidurnya sehingga bisa membebaskan diri dari cengkraman Oligarki.
Setelah berjuang selama 3,5 abad kita mampu membebaskan dari dari penjajah/ merdeka, namun kalau masuk dalam cengkeraman oligarki, itu artinya keluar mulut hari mau masuk mulut buaya.
Ingat 2024 kalo gagal maka sangat mungkin Indonesia masih ada tapi kedaulatan tidak lagi di tangan rakyat. (*)