Monday, April 28, 2025
BerandaInternasionalSebagai Simbol Toleransi Beragama, Raja Bahrain Bangun Gereja Catheral of Our...

Sebagai Simbol Toleransi Beragama, Raja Bahrain Bangun Gereja Catheral of Our Lady of Rabia

progresifjaya.id, JAKARTA – Gereja Katolik yang diberi nama Cathedral of Our Lady of Arabia berdiri megah di negara Timur Tengah yang mayoritas muslim. Ini merupakan simbol toleransi yang kuat di negara penghasil minyak di Teluk Persia.

Adalah Bahrain, sebuah negara kerajaan yang dipimpin oleh Hamad bin Isa Al-Khalifah yang kini berumur 75 tahun.

Gereja yang dibangun selama delapan tahun itu baru dapat digunakan untuk ibadah misa umat Katolik pada 2021 lalu dan dapat menampung 2.300 jemaat. Hebatnya, gereja itu dibangun di atas tanah seluas 9.000 meter persegi, hibah dari Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al-Khalifah.

Tujuan pembangunan gereja imi adalah sebagai simbol komitmen kerajaan terhadap toleransi dan keterbukaan beragama di negara kecil yang kaya di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara ini.

“Kerajaan Al-Khalifa memiliki tradisi panjang toleransi beragama dan terbuka terhadap dialog antaragama,” sebagaimana dilansir Vatikan News, dikutip NCBCIndonesia, Kamis (3/4).

Hamad bin Isa bin Salman Al Khalifa telah menjadi penguasa Bahrain sejak 2002. Ia memproklamirkan diri sebagai Raja Bahrain menggantikan ayahnya, Sheikh ʿIsa ibn Salman Al Khalifah, yang wafat pada tahun itu.

Sebelum resmi jadi Raja, pada 2002 Hamad mengumumkan konstitusi baru yang menyatakan Bahrain sebagai monarki konstitusional dan memberi gelar raja kepada dirinya sendiri. Meskipun Konstitusi 2002 itu memuat ketentuan yang menjamin hak-hak sipil warga Bahrain tanpa diskriminasi berdasarkan agama atau jenis kelamin, tapi konstitusi tersebut tidak banyak membantu memajukan reformasi politik, karena masih menciptakan parlemen yang lemah dan menyerahkan kewenangan pemerintahan di tangan raja dan keluarga kerajaan.

Hamad bin Isa bin Salman Al Khalifa sendiri lahir pada 28 Januari 1950 ini menempuh pendidikan di Inggris, yakni di The Leys School, Cambridge, dan kemudian Mons Officer Cadet School di Aldershot. Pada 1968, Hamad kembali ke Bahrain, dan berpartisipasi dalam pendirian Angkatan Pertahanan Bahrain dan menjabat sebagai kepalanya.

Hamad lalu menjadi menteri pertahanan ketika Bahrain mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1971. Hamad menerima pelatihan militer di Amerika Serikat (AS) pada awal 1970-an.

Sebagai menteri pertahanan, ia mengawasi perluasan angkatan bersenjata Bahrain dan terutama terlibat dalam pembentukan angkatan udara Bahrain. Pada September 2020, Hamad menormalisasi hubungan Bahrain dengan Israel.

Negara ini menjadi negara Arab kedua yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel beberapa minggu setelah Uni Emirat Arab (UEA) menjadi yang pertama. Meski begitu, Hamad menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua Bu negara untuk konflik Israel-Palestina.

Penulis/Editor: Isa Gautama

Artikel Terkait

Berita Populer