progresifjaya.id, LEBAK – Harga beras di Kabupaten Lebak terus meroket sejak Agustus hingga September .
Kenaikan harga tersebut dampak dari kemarau panjang. Dari biasanya terbantu oleh petani lokal maka saat ini pesawahan mengalami kekeringan bahkan sebagian gagal panen sehingga terjadi kenaikan harga.
Seperti yang diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian dan Perdagangan (Disperndag) Kabupaten Lebak, Yani di kantornya, Selasa. (19/9/2023).
Ia menerangkan, untuk harga komoditas beras medium terjadi kenaikan, seperti beras medium KW 1 dijual Rp13.010/kg dari sebelumnya Rp12.740/kg. Beras medium KW 2 Rp12.310/kg dari sebelumnya Rp11.850/kg dan beras medium KW 3 Rp11.050/kg dari Rp10.930/kg.
Menurutnya lagi, kemungkinan kenaikan harga beras terus terjadi lantaran produksi petani tertunda dampak fenomena El Nino atau kemarau panjang, sehingga mempengaruhi produksi pangan
“Tidak hanya itu saja, kenaikan harga juga diakibatkan ekspor tertunda dari negara lain lantaran untuk kesediaan pangan di negaranya itu sendiri,” ujarnya.
Pemerintah terus berupaya melakukan kerjasama dengan Bulog untuk harga beras dibawah standar dibanding di pasaran dengan jenis beras medium KW 2 yang dijual 9.950/kg.
Stabilisasi Pasokan Harga dan Pangan (SPHP) Bulog juga bekerjasama dengan toko penjual, namun ada syarat dibatasi pembelian hanya 2 ton per minggunya sehingga bisa terbantu bagi warga kurang mampu.
“Hasil rapat inflasi ketersediaan stok pangan sampai Desember 2023 mendatang dinyatakan aman. Kami juga terus memantau harga beras kalau terjadi besaran kenaikan 10 persen maka akan melakukan operasi pasar (OP) agar harga beras di pasaran kembali stabil,” kata Yani.
Terpisah, warga Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Eko Masdika (45)Â berharap harga beras bisa kembali menurun sehingga dirinya bisa membeli dengan terjangkau. (R. Rencong)