progresifjaya.id, AMSTERDAM – Setelah istirahat sehari di DenHaag, tim Gowes dari Jakarta bersiap melanjutkan perjalanan ke Paris. Ke Paris tidak lagi bergowes. Sepeda telah dilipat dimasukan ke mobil Mercy Station untuk dibawa ke Paris.
Dari semula telah direncanakan gowes melewati 4 negara di Eropa bersamaan penyelenggaraan Tour de France, finish di Belanda saja. Balik ke Paris gunakan kereta api cepat Amsterdam – Paris.
Perjalanan Amsterdam -Paris dilaporkan H. Sudarman Ade:
Setelah sarapan pagi di Hotel Mercure Amsterdam Belanda, kami yaitu Sudarman Ade, Fatahangi, Andang hendar, Laskda TNI (Purn) Puguh Santoso, Abdul Rauf dan Bucheon bersiap  berangkat ke Paris dengan kereta api cepat.
Hanya berenam kami naik kereta ceoat. Dua anggota tim lainnya yaitu pak Anton Bangun tinggal di Amsterdam di rumah anaknya dan Subhan berangkat terlebih dahulu ke Paris bersama pak Rury gunakan mobil bersama sepeda. Pak Rudy yang selalu mengawal kami hampir dua Minggu dengan mobil mercy-nya sejak dari Paris, Brussel Belgia, Jerman dan finis di Amsterdam.
Pak Rudy dan Subhan membawa semua sepeda dan koper, sehingga kami sedikit melenggang dan santai ke stasiun Amsterdam Central karena tidak bawa bagasi.
Tepat pukul 15.15 waktu Belanda kami berangkat dengan kereta cepat Thalys dari stasiun Amsterdam central ke Paris melalui Brussel, Belgia. Perjalanan di tempuh 3.20 jam dengan kecepatan 266 km/jam.
Selama dalam perjalanan, kami menikmati indahnya panorama alam dan sejuknya udara Eropa di musim panas. Namun kami masih merasa dingin dengan suhu sekitar 13-16 di pagi hari di Belanda dan 20-26 derajat Celcius di Paris, Perancis.
Alhamdulillah tepat jam 18.40 kami tiba di stasion Paris dan langsung ke hotel Ibis yang tidak jauh dari menara Eiffel.
Toilet di Stasiun Amsterdam Central
Suatu hal yang kurang menyenangkan selama berada di stasiun kereta api di Amsterdam-Paris, kami dapati toilet hanya tersedia satu tempat di lantai dasar. Sehingga antrian masuk ke toilet cukup panjang dan bayar 70 sen euro, di negara maju seperti ini yang banyak dikunjungi touris tapi tidak diperhatikan fasilitas umum memadai. Belum lagi udara masih dingin memaksa kami sering ke toilet.
Untuk ini Indonesia unggul, di tiap terminal selalu tersedia toilet dalam jumlah cukup dan jarang antri, gratis lagi. I love Indonesia.
Belanja Oleh-oleh
Paris memang surganya belanja bagi yang berkantong tebal, karena semua outlet atau mal pasti menyediakan barang barang original atau asli dari pabriknya.
Di sini tidak ada barang palsu, kalau ada yang berani memakai barang merek palsu pasti berurusan dengan pihak berwajib. Sehingga kita tidak ragu membeli pakaian yang tersedia di toko-toko yang ada di Paris.
Untuk urusan isi perut di Paris tidak terlalu sulit menemukan restoran China dan tidak jauh dari hotel Ibis ada restoran Taiwan yang buka dari jam 12.00 siang sampai jam 23.00 malam waktu Paris, sehingga sangat membantu kami yang sudah tiga Minggu keliling eropa yang setiap pagi pasti ketemu makanan barat di hotel.
Demikian laporan dari kota mode Paris Perancis.
Sudarman Ade (24-7-23)
Editor: Erwan Mayulu