progresifjaya.id, JAKARTA – Beredar di media sosial video yang memperlihatkan insiden mobil MG ZS EV menabrak booth yang berada dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Bandung 2024.
Adapun, video itu pertama kali diunggah oleh seorang warganet bernama Derry Arliendo dan menjadi viral karena telah diposting ulang oleh sejumlah media nasional. Pengunggah video pun memberikan kesaksiannya terkait insiden tersebut.
“Wah di GIIAS ini nampaknya ada kecelakaan guys. Ada orang di dalamnya, dia mundurin mobil, dan nabrak. Haduh sial-sial, sial di dalam kalender tidak ada ya, jadi be safety,” ucap perekam dalam video, dalam video yang diunggah, Sabtu (29/9/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan, karena unit mobil listrik MG ZS EV itu tidak ada suara mesin, kemungkinan pengunjung remaja itu mengira bahwa mobil tersebut sedang dalam keadaan mati sehingga tak sengaja menginjak gas dan mundur menabrak booth GIIAS Bandung 2024.
Sebagai informasi, harga mobil listrik Morris Garage ZS EV yang terlibat insiden di GIIAS Bandung itu dibanderol mulai Rp413 juta (on the road Jakarta). Mobil listrik satu ini sepenuhnya ditenagai oleh baterai jenis LFP berkekuatan 50,3 kWH dengan menghasilkan 177 hp dalam torsi maksimum 280 Nm. Memiliki daya jangkau hingga 40 km (NEDC mode) untuk sekali pengisian daya.
Adapun, merek mobil MG atau Morris Garage berasal dari Inggris, tetapi saat ini dimiliki oleh perusahaan asal China, Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC).
Terkait insiden ini masih dalam proses investigasi terkait sehingga pihak MG Motor Indonesia belum bisa memberikan keterangan terkait penyebab kejadian tersebut.
Insiden pengunjung tidak sengaja menginjak pedal gas mobil juga sempat terjadi di Mall Of Indonesia (MOI), Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mobil yang sedang dipamerkan mendadak tergelincir lantaran ada seorang bocah yang menaiki mobil dan tidak sengaja menginjak pedal gas, sehingga mobil menabrak tembok mal.
Berkaca dari kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, saat menggelar pameran hendaknya pihak pengelola wajib memastikan kendaraan dalam keadaan off, tidak ada kunci kontak yang menggantung yang bisa menjadi pemicu bahaya.
“Selain itu, larang anak-anak berada di posisi tempat duduk pengemudi, serta memberikan pengamanan tambahan dengan pertimbangan jika hal-hal buruk terjadi apa yang harus dilakukan,” kata Sony dilansir Kompas.com.
Saat pameran berlangsung, ada baiknya jika pemilik lahan maupun penyelenggara acara melibatkan pihak safety sebagai orang yang bertanggung jawab dalam hal pengamanan.
“Mereka meremehkan faktor X ini, sehingga kecelakaan-kecelakaan serta kegagalan-kegagalan yang memalukan selalu berulang. Pihak safety adalah pihak yang independen bukan security karena ini dua ranah yg berbeda antara pengamanan lingkungan dengan kendaraan, tetapi tetap harus ada kerjasama,” ucap Sony.
Sony melanjutkan, dengan adanya pihak safety setidaknya bisa meminimalisir risiko bahaya yang bisa terjadi.
“Pisahkan antara pihak safety dan sales dalam pameran kendaraan. Sehingga pembagian tugasnya dipisah antara jualan dengan pengawasan dan risiko-risiko yang berbahaya dapat dihindari. Safety memang mahal tetapi harga yang ditawarkan sesuai dengan keamanan sebuah event,” ucapnya. (Red)