progresifjaya.id, SINGAPURA – Singapura telah memasuki resesi teknis setelah ekonomi mereka mengalami kontraksi 41,2% pada kuartal II dari tiga bulan sebelumnya. Ekonomi negara itu melemah lantaran permintaan eksternal berkurang dan langkah-langkah pemutus penyebaran covid-19.
Seperti dikutip CNA, beberapa bulan penerapan pembatasan sosial dan penutupan tempat kerja telah menghancurkan sektor konstruksi, ritel, dan pariwisata Singapura.
Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) menyampaikan PDB Singapura turun 41,2% secara quarter on quarter (QoQ) pada periode April hingga Juni. Penurunan yang signifikan itu kemudian memperdalam kemerosotan ekonomi negara itu yang juga turun 3,3% di kuartal pertama.
Artinya, Singapura telah memasuki resesi teknis, yang didefinisikan para ekonom sebagai dua kontraksi QoQ berturut-turut. Selain itu, secara year on year (YoY) ekonomi Singapura turun 12,6%.
Hal itu memburuk penurunan 0,3% di kuartal pertama yang direvisi. MTI menerangkan bahwa sektor konstruksi ialah yang terpukul paling parah di kuartal II dengan penurunan 54,7% YoY setelah turun 1,1% di kuartal pertama.
Pada basis QoQ sektor konstruksi anjlok 95,6%. Sektor jasa menyusut 13,6% YoY yang mengalami penurunan lebih parah daripada penurunan 2,4% pada kuartal pertama. Secara triwulanan, sektor itu turun 37,7% QoQ.
Sementara itu, manufaktur menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sektor itu meningkat 2,5% YoY meski melambat dari pertumbuhan 8,2% di triwulan sebelumnya.
Dari tinjauan kuartal, sektor itu mengalami pelemahan 23,1%. MTI menambahkan, perkiraan PDB awal sebagian besar dihitung dari data dalam dua bulan pertama triwulan.
Dalam kasus ini, April dan Mei merupakan dua bulan yang ternasuk periode penghentian sementara kegiatan ekonomi yang tidak penting sebagai bagian dari aturan pemutus rantai penyebaran pandemi covid-19.
Singapura melonggarkan pembatasan pada 1 Juni dan mulai membuka kembali ekonominya secara bertahap. Kemudian toko-toko ritel dan restoran dapat kembali dibuka pada pelonggaran tahap kedua di 19 Juni.
Singapura resmi masuk jurang resesi. Hal ini terlihat dari angka realisasi pertumbuhan ekonominya.
Hal ini disebut-sebut mirip dengan kejatuhan krisis keuangan Asia pada tahun 1997 – 1998.
Dan khusus kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal dua, merupakan angka kuartalan terparah sejak Singapura merdeka.
Sumber: CNA
Editor: Hendy