progresifjaya.id, MAJALENGKA – Dalam rangka mengantisipasi masalah kependudukan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) membentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Kepala DP3AKB Nasrudin kepada wartawan mengatakan bahwa SKK yang dibentuk di Kabupaten Majalengka dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama Dinas Pendidikan bertempat di halaman SPMN 4 Kabupaten Majalengka, Rabu (20/9/2023).
Sesuai rekomendasi Dinas Pendidikan, untuk pilot project di Kabupaten Majalengka saat ini ada 2 sekolah yang dibentuk menjadi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), yakni SMPN 2 Majalengka dan SMPN 4 Majalengka.
”Ini dalam rangka kolaborasi kegiatan antara DP3KB dengan Dinas Pendidikan. Namanya sekolah siaga kependudukan, program ini adalah program untuk meningkatkan kualitas sumber daya anak dari usia SD SMP SMA sampai perguruan tinggi,” ujar Nasrudin.
Untuk Majalengka hari ini baru SMP kenapa, jelas dia, karena SMA wilayahnya Pemprov Jawa Barat.
“Makanya karena kita Majalengka hanya punya SMP, makanya pilot projectnya baru dari SMP yaitu SMPN 2 dan SMPN 4 Majalengka yang merupakan rekomendasi dari dinas pendidikan. Dua skolah ini siap untuk melaksanakan pilot project program inovasi sekolah siaga kependudukan,” ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan dalam pilot project tersebut, guru akan memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak.
Karena bagaimanapun juga, SKK ini merupakan upaya mewujudkan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga melalui pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Apalagi sejauh ini permasalahan kependudukan menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan berkelanjutan. Salah satunya persoalan stunting yang saat ini tengah menjadi perhatian. Oleh karena itu, SKK juga merupakan bagian dari pencegahan stunting sejak dini di Kabupaten Majalengka.
“Ini juga salah satu programnya, stunting itu kan gagal tumbuh. Saya bilang tadi disambutan, kalau 2045 pemerintah mennargetkan Indonesia Emas maka SMP hari ini usianya 15 tahun, berarti 22,27 tahun,” jelasnya.
”Kalau hari ini gizinya bagus, makanannya bagus, IQ-nya bagus, cerdas, kompetitif, berkualitas maka 22-27 yang anda datang pasti generasinya produktif. Tapi kita juga menghindari stunting, buka dari usia SMP, kita menghindar stunting dari usia balita, batita,” ucapnya.
Dirinya juga mengatakan hari ini berdasarkan data BPB di Majalengka ada 3.130 anak stunting dengan berbagai usia dan yang balitanya ada sekitar 1.903.
“Ini yang ngeri buat kita. Artinya, ada 1.903 orang anak stunting usia 2 tahun yang kalau tidak diintervensi gizinya maka dia statusnya selamanya stunting. Kalau sudah stunting engga ada obatnya harus terus seperti itu. Ini yang khawatir dari kita untuk bagaimana melakukan pencegahan,” jelasnya lagi.
Kepala Bidang Keluarga Berencana Kiki Ahmad Baehaqi S.Pdi., menambahkan, launching dan perjanjian kerja sama antara DP3AKB dan Dinas Pendidikan dalam rangka implementasi gerakan aksi inovasi perubahan.
Kiki Ahmad Baehaqi mengatakan, projek yang digagasan itu adalah program Sekolah Siaga Kependudukan melalui kemitraan sekolah SMPN 2 dan SMPN 4 Majalengka.
“Saya berharap kedepannya agar sekolah kependudukan bisa diterapkan kepada semua tingkat pendidikan. Gerakan aksi inovasi program Sekolah Siaga Kependudukan merupakan perwujudan dari visi misi Kabupaten Majalengka Raharja yakni salah satu meningkatkan kualitas pelayanan terutama sektor Pendidikan,” pungkasnya.
Acara dihadiri Kepala Dinas Pendikan Kabupaten Majalengka, Sekertaris Dinas Pendidikan Majalengka, Sekertaris DP3AKB Kabupaten Majalengka, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, para Kepala Bidang DP3AKB Kabupaten Majalengka, para Subkor Bidang KB dan Staf, para Kasubag DP3AKB Majalengka, Kepala SMPN 2 dan SMPN 4 Majalengka, Kepala Koordinator Kecamatan Msjalengka PLKB, Ketua forum Koor di inator PLKB, Ketua Federasi TPD, Ketua Forum P3K, dan seluruh Tim Efektif Perubahan. (Bram)