progresifjaya.id, KAB. BEKASI – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, mengalami longsor yang cukup parah pada Jumat (8/11).
Longsoran tanah dan sampah yang menimpa dinding pembatas antara TPA dengan pemukiman warga ini mengancam keselamatan penghuni sekitar.
Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, longsoran sampah yang tercampur tanah sempat menutup akses warga di Desa Burangkeng dan mencemari selokan dengan air lindi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Burangkeng, Samsuro Mandiansyah, menyebutkan bahwa longsor terjadi pada sisi yang berdekatan dengan perkampungan.
Panjang longsoran mencapai sekitar 900 meter, yang mencakup area baru yang baru-baru ini diperluas dengan penambahan lahan 2 hektare.
“Tepatnya di sisi yang baru saja kami buka. Panjang longsor ini sekitar 900 meter dan sampahnya masih bisa kami atasi untuk dinaikkan lagi ke atas,” ujar Samsuro kepada media di lokasi TPA Burangkeng, Minggu (10/11).
Menurut Samsuro, peristiwa longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut, yang mengakibatkan salah satu sisi dinding pembatas ambruk, kemudian disusul oleh longsoran berikutnya.
Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian ini menambah tantangan dalam pengelolaan TPA yang sudah penuh kapasitas. Longsoran tersebut juga sempat menghambat akses warga ke jalan utama dan mencemari selokan yang mengalirkan air lindi ke rumah-rumah warga.
“Hari ini hanya air lindi yang mengalir ke rumah warga dan sedang ditangani lebih lanjut,” jelas Samsuro, dikutip dari Pikiran Rakyat.
Pihak terkait langsung bergerak cepat dengan menerjunkan alat berat untuk mengevakuasi tanah dan sampah yang terbawa longsor.
Sedikitnya empat unit ekskavator dan satu unit bulldozer diturunkan untuk menata kembali sampah yang berhamburan dan menghindari longsor susulan.
“Yang paling penting sekarang adalah agar sampah tidak menutup akses warga, sambil kami berupaya menata sampah ke atas,” tambahnya.
Samsuro juga menjelaskan bahwa longsor ini terjadi di lahan yang baru dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk menangani overload di TPA Burangkeng.
*Memang perluasan harus dilakukan lagi, dan sedang diusulkan. Juga kami membutuhkan lebih banyak alat berat. Setidaknya 10 unit alat berat dibutuhkan untuk mengantisipasi longsor dan memastikan pelayanan berjalan baik,” ujar Samsuro.
Selain mengancam keselamatan warga, longsor ini turut mengganggu kinerja pelayanan pengangkutan sampah di Kabupaten Bekasi.
Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Mansur Sulaeman, menyatakan bahwa longsor ini menjadi yang ketiga kalinya terjadi sepanjang tahun ini. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketinggian sampah yang tidak terkendali ditambah dengan musim penghujan.
“Pengelolaan sampah harus segera diperbaiki untuk menghindari masalah serupa. Saat ini, TPA Burangkeng melayani sekitar 600 hingga 700 ton sampah setiap hari,” ungkap Mansur.
Ke depannya, pemerintah berencana membangun teknologi pengelolaan sampah seperti Refuse Derived Fuel (RDF) dan insinerator sebagai solusi untuk menangani permasalahan ini.
“Kami melihat anggaran untuk teknologi ini sudah sangat mendesak, dan kami berharap pemerintah dapat segera memberikan solusi yang tepat,” tambah Mansur. (Jamins)