Dr.,Drs. Mukhtadi El Harry, MM.,M.Sc.
Kisah untuk menggambarkan gajah, ternyata berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya. Tapi kisah tersebut gambaran gajah dari orang yang tidak melihat atau buta, hanya berdasarkan rabaan. Yang meraba telinga dia mengatakan gajah adalah binatang pipih seperti kipas. Yang meraba kakinya, dia mengatakan gajah seperti bumbung, dstnya.
Dari kisah tersebut kita maklum karena diperagakan orang yang tidak melihat, hanya berdasarkan rabaan.
Bagaimana dengan orang yang menyaksikan dan melihatnya sendiri secara kasat mata, yang bisa mengamati dari berbagai sudut secara komperhensif. Seharusnya bisa menggambarkan gajah secara utuh menyeluruh.
Begitu juga kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, cara pandangnya harus komperhensife utuh menyeluruh tidak sepotong sepotong. Agar bangsa ini jelas bentuknya dan jelas arah perjalanannya.
Politik yang diimplementasikan oleh parpol, seharusnya PARPOL sebagai wadah untuk menggodok kader terbaik bangsa yang mampu membawa kemajuan bangsa dan negara.
Sayangnya parpol menyederhanakan fungsinya sebatas merebut kekuasaan dan menikmatinya dengan cara mengangkat dirinya mendiskreditkan, manghalangi bahkan menjatuhkan pihak manapun.
Ini yang disebut kegagalan pendidikan politik yang berdampak pada kegagalan memanaj kehidupan berbangsa dan bernegara.
NKRI harusnya menjadi pijakan seluruh komponen bangsa, bahwa kita memandang dan memperlakukan bangsa dan negara dalam satu tarikan nafas yang ujungnya sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4.
Pemerhati Masalah Sosial dan Penghamba Ridho Allah SWT