progresifjaya.id, BANDUNG, – Ratusan hektar lahan pesawahan di wilayah Cirebon mulai dari Kota/Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kuningan, dan Majalengka alami kekeringan hingga gagal panen, akibat kurangnya suplai air dari Bendung Rentang di Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat.
Menurut keterangan Koordinator Pengelola Air Bendung Rentang Dedi Supriadi, kebutuhan suplai air ke Bendung Rentang mencapai total 83 meter kubik per detik, saat ini, kondisi air hanya tersedia 77 meter kubik per detik, Senin (7/8/2023).
Lebih lanjut Dedi menuturkan,Kebutuhan air tinggi sehubungan wilayah Indramayu dan Cirebon saat ini membutuhkan suplai air untuk areal sawah, dan kebutuhannya serempak mengingat wilayah Indramayu mengalami keterlambatan musim tanam kedua, yang baru dimulai pekan ini.

“Saluran Induk (SI) Sindupraja dari kapasitas 50 m kubik per detik sekarang baru ada suplai 46 m kubik per detik saja, serta Cipelang sebesar 26 m kubik per detik, sehingga total 73 m kubik per detik. Sisanya sebesar 4 meter kubik untuk kebutuhan air baku dan pemeliharaan disalurkan kembali ke Sungai Cimanuk,”tutur, Dedi.
Padahal menurutnya, idealnya kebutuhan air baku untuk Sungai Cimanuk mencapai 5 m kubik per detik, karena sekarang kondisi air minim akhirnya untuk air baku dan pemeliharaan juga dikurangi.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pengelola Jatigede agar disuplai air sebesar 110 m kubik per detik. Namun baru mendapat suplai sebesar 100 m kubik per detik. “Airnya baru naik (Senin, 7 -8-2023,jam 10.00 WIB-red),” imbuh Dedi.
Disisi lain Dedi menuturkan, Bendung Rentang kehilangan air hingga 20 m kubik per detik yang masih ditelusuri. Apakah ada pengambilan air oleh petani bawang merah yang sekarang sudah mulai tanam dan biasanya membutuhkan air dalam jumlah banyak melebihi kebutuhan petani padi, ataukah terjadi kebocoran akibat faktor lain, selain itu penguapan air saat terjadi kemarau diperkirakan hanya sebesar 2 persenan saja. Itu pun saat cuaca panas dan angin yang besar.
“Entah pula sekarang dampak El Nino cuara sangat terik, dan pada malam hari angin demikian kencang. Namun demikian, berdasarkan pengalaman ketika kemarau biasanya terjadi penguapan di bawah 2 persenan,” tuturnya.
Dedi menyebutkan, tingginya kebutuhan air tersebut di antaranya untuk menyuplai air ke wilayah Losarang, Centingi, Jagahurian, Terisi, Lohbener, Kertasmaya, Indramayu dan sejumlah wilayah lainnya di Kabupaten Indramayu, yang saat ini baru memulai tanam MT II, serta wilayah Cirebon.

“Akibatnya suplai air maksimal sebesar 50 m kubik hanya bisa di angka 26 m kubik per detik. Kini masih kesulitan distribusi air ditambah cuaca,” kata Dedi.
Menurutnya, wajar jika sekarang ada sejumlah petani di beberapa daerah yang mulai protes akibat suplai air kurang. Adapun wilayah Cirebon yang masih butuh suplai air di antaranya adalah Japura.
“Bersyukur sekarang belum sampai terjadi demo datang ke Rentang. Kami sekarang sedang mengupayakan minta suplai air ke Jati Gede sebesar 110 m kubik, dan siang ini (7 Agustus 2023) sudah disuplai 100 m kubik per detik. Walaupun terjadi kehilangan 20 m kubik per detik yang sekarang sedang ditelusuri,” tandasnya.
Penulis: Tim/Editor: Asep Sofyan Afandi