Tuesday, May 20, 2025
BerandaMegapolitanTakut Corona, Mengungsi Pilihan Warga Kebayoran Lama

Takut Corona, Mengungsi Pilihan Warga Kebayoran Lama

progresifjaya.id, JAKARTA – Meluasnya penyebaran virus corona diberbagai wilayah Jakarta, khususnya di Jakarta Selatan yang masuk zona merah dan perpanjangan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  yang ditetapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Membuat sebagian besar masyarakat  yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan ketakutan dan kebingungan   apa yang harus dilakukan agar terhindar dari ‘terjangan’ virus mematikan itu.

 Berdiam di rumah dan jalan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3 M) sebagaimana dihimbau Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali. Pertanyaannya, apakah  dijamin tidak terpapar, dan apa jaminannya?

Lepas dari pertanyaan tersebut, sejumlah warga mengungsi pergi meninggalkan sementara tempat tinggalnya karena terpaksa tinggalkan wilayah  kelurahan Grogol Utara dan Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Warga terpaksa mengungsi ke berbagai wilayah di luar Jakarta ke wilayah zona hijau untuk menghindari
virus Corona. Keputusan warga lebih didasari rasa takut dan pesimis, dan  perpindahan tempat tinggal tidak membawa mudarat bagi siapapun.

Mengganas
Keputusan mengungsi  diambil warga agar bisa benar-benar terhindar dari virus corona yang dapat menyebar antarmanusia.

Seperti diungkapkan Dede (34) warga Kelurahan Cipulir, dan Eric (45) warga Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengungsi adalah cara yang tepat menghindari terpaparnya virus corona yang sedang ‘mengganas’ di wilayah Kebayoran Lama.

Dikatakan keduanya, dirinya terpaksa membawa istri dan anak anak mengungsi karena tetangganya sudah terkena virus corona. “Tetangga belakang rumah sudah terkena, gue jadi takut,” kata Erik.

Senada diungkapkan Dede, tetangga sebelah rumahnya juga terinfeksi virus corona bahkan  ada satu keluarga yang sudah terpapar dan dibawa untuk isolasi di rumah sakit covid 19. “Jelas ketakutan sekeluarga, apa lagi anak masih usia dua bulan,” katanya.

Keduanya mengaku memilih mengungsi ke rumah saudaranya yang berada di luar Jakarta tanpa menyebutkan wilayah tujuannya. “Pokoknya ke luar Jakarta ke tempat yang aman dan nyaman,” katanya, Kamis (24/9). 

Karantina Lokal

Sebelumnya di RW 6 dan RW 14 Kelurahan Grogol  Utara pernah diterapkan PSBB atau karantina lokal 
pasca temuan 35 warga positif Covid 19 Juli lalu. Dengan menerapkan akses satu pintu dan cek poin di dua RW itu, untuk mengawasi warga yang keluar masuk.

Diceritakan Eric, di dua RW itu pemerintah membatasi akses keluar masuk warga dan mewajibkan seluruh orang untuk menerapkan protokol kesehatan. “Terutama menggunakan masker. Itu sangat diwajibkan,” katanya.

Tambahnya, pemerintah juga memasang wastapel di beberapa titik strategis agar warga bisa mencuci tangan. Selain itu, warga bersama tiga pilar dari unsur TNI, Polri dan aparatur sipil negara juga dilibatkan dalam mengawasi penerapan karantina wilayah.

Entah kenapa, tanyanya, saat ini sejumlah warga terjangkit kembali virus covid 19. “Sebelumnya saya tidak mengungsi hanya membatasi diri berdiam dirumah, kali ini terpaksa ngungsi karena takut terkena,” katanya. 
Senada diungkapkan Dede. di bulan yang sama Juli  warga di RW 08 Kelurahan Cipulir dibatasi aktifitasnya, karena ada empat orang yang diduga terkena virus tidak bersedia dites swab. Tapi dikoordinasikan dengan polisi, makanya Binmas ke lokasi dan berusaha membujuk mereka.

“Akhirnya orang itu, dibawa ke rumah sakit jalani perawatan,” katanya.

Penulis/Editor: M. Maruf

Artikel Terkait

Berita Populer