progresifjaya.id, JAKARTA – Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Metro Jaya mencokok tiga dari empat orang bandit dunia maya yang melakukan penipuan memakai beragam modus kejahatan. Akibat aksi para bandit ini, korban merugi Rp423 juta dan akhirnya membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
Ketiga bandit siber yang dicokok itu berinisial ORM (35), R (29), dan APB (24). Mereka dicokok di apartemen kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, (23/6) lalu. Sementara satu bandit lagi yakni A (29) masih dalam pengejaran.
Dalam aksi bulusnya di jagat siber, pergerakan para bandit ini cukup gesit untuk berganti modus. Mulai dari menawarkan pekerjaan online, love scamming hingga investasi fiktif. Para bandit ini juga memakai foto seorang selebgram asal Malaysia buat menaikkan daya tarik tipu-tipu.
Modus love scamming adalah aksi tipu-tipu berkedok asmara. Di cerita ini, awal kisah dimulai saat korban pria berinisial YW berkenalan dengan satu bandit melalui media sosial Instagram pada bulan Mei lalu. Setelah itu, korban pun diajak si bandit untuk berinvestasi dengan janji keuntungan yang besar yakni komisi 10%.
Beragam speak iblis dilancarkan si bandit untuk membuat korban percaya dan yakin. Dan benar, dalam tempo satu bulan si korban pun terperdaya masuk perangkap si bandit.
Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus dalam pernyataan resminya mengatakan, dalam proses perkenalan dengan korban di Instagram, si bandit mencatut foto selebgram wanita asal Malaysia. Tujuannya agar daya tarik tipu-tipu mereka naik tinggi dan jadi perhatian korban.
“Setelah berkenalan dan berteman di Instagram, terlapor atau korban mengajak chat melalui WhatsApp,” ujar AKBP Fian, Jumat (4/7).
Komunikasi kemudian tambah intens antara terlapor atau korban dengan salah satu bandit di WhatsApp. Sampai akhir di satu momen si bandit langsung cekatan berganti modus dengan menawarkan terlapor atau korban untuk berbisnis. Biar urusan jadi kelihatan makin kece dan menjanjikan, satu website e-commerce asal Tiongkok pun dipalsukan oleh si bandit.

“Si bandit atau terlapor menawarkan pekerjaan paruh waktu secara online kepada korban dengan iming-iming keuntungan sebesar 10% dari jumlah modal yang disetorkan melalui website e-commerce aspal bernama ‘Banggood’,” jelas AKBP Fian.
Korban yang dari awal sudah terjerat love scamming si bandit pun langsung tertarik dan menyetorkan sejumlah modal awal. Di tahap awal mulai bergabung, aksi tricky si bandit adalah berani ngevoor. Komisi 10%Â yang dijanjikan terhadap korban diberikan berdasarkan hitungan modal yang sudah ditanam. Makin terbuailah korban jadinya.
.
Timing si bandit buat ngebom korban akhirnya didapat. Korban diminta untuk menambah jumlah depositnya agar berkilau. Jadilah akhirnya korban atau pelapor mentransfer uang modal sebesar Rp423 juta ke si bandit. Kena, deh!
“Karena korban sudah merasakan hasilnya dan yakin makin mudah, korban akhirnya mentransfer uang modal yang lebih besar secara bertahap hingga mencapai total Rp423.233.000,” kata AKBP Fian lagi.
Nah seiring berjalannya waktu, korban lalu menagih keuntungan yang dijanjikan oleh si bandit. Tapi karena dasarnya adalah aksi tipu-tipu, speak iblis si bandit pun ngeles terus. Hingga akhirnya korban pun sadar sudah jadi korban penipuan.
Sementara itu, Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak turut menambahkan, dari hasil pemeriksaan terungkap jika tiga bandit yang ditangkap dan menjadi tersangka itu punya pengalaman kerja sebagai scammer di Kamboja.
Karena tuntutan kebutuhan hidup, pengalaman kerja tersebut mereka pakai untuk berbuat jahat melakukan penipuan secara online. Aksi tipu-tipu ini mereka kerjakan mulai awal tahun ini. (Bembo)