Tuesday, May 20, 2025
BerandaBerita UtamaTito Sarankan Konsumsi Ubi dan Sorgum Siasati Harga Beras Mahal: Menu Tiap...

Tito Sarankan Konsumsi Ubi dan Sorgum Siasati Harga Beras Mahal: Menu Tiap Hari Rakyat Kecil Singkong Bersama Daunnya

progresifjaya.id, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri atau Mendagri Tito Karnavian menyarankan mengonsumsi makanan pokok non-beras, seperti ubi dan sorgum, untuk menyiasati harga beras yang naik.

Tetapi Tito lupa kalau menu tiap hari rakyat kecil selain ubi adalah singkong bersama daunnya. Ubi dan singkong menjadi sarapan pagi rakyat kecil. Panganan jenis ketela ini diolah dengan berbagai macam. Seperti direbus atau dibuat getuk.

Di pinggiran Jakarta, seperti di ujung utara Kabupaten Bekasi, masih banyak sarapan pagi rakyat kecil dengan ubi dan singkong ditambah rebusan pisang.

Pejabat gampang menyarankan seperti itu karena mendapatkan gaji dan tunjangan besar. Apalagi setelah usia beranjak tua, mereka baru menjaga pola makan. Tetapi apakah anak-anak pejabat mau berubah pola makannya?

Mungkin benar mereka berkurang memakan nasi tetapi karena memiliki uang banyak cenderung makan bergaya Korea, Jepang, atau makanan bergaya barat.

Pada Selasa, 3 Oktober 2023 di kantor Kementerian Keuangan, Tito menyarankan mengonsumsi makanan pokok non-beras untuk menyiasati harga beras mahal dan diversifikasi pangan.

“Saran saya untuk kita semua, warga negara Indonesia, kuncinya selain stok adalah diversifikasi pangan,” ujar Tito.

Dengan begitu, masyarakat tidak hanya akan mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Tapi juga makanan lain yang mengandung karbohidrat. Menurut dia, Indonesia memiliki banyak potensi makanan pokok yang berbeda.

“Jadi ada papeda, sagu, jagung, talas, yam, itu semua enak-enak itu. Ada ubi jalar, sorgum, sukun, banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok dan itu sehat,” kata mantan Kapolri ini.

Dia menuturkan, sebagian jenis beras mengandung gula. Hal tersebut menurut dia tidak bagus untuk kesehatan. “Bisa menjadi sumber penyakit diabetes melitus,” ujar Tito.

Tito menyebut, orang-orang kota justru mulai beralih ke makanan non-beras seperti ketela. Lebih lanjut, dia meminta kampanye beralih ke makanan pokok selain beras menjadi penting.

“Agar masyarakat tidak bergantung kepada beras,” tutur dia.

Harga beras per hari ini terpantau masih mengalami kenaikan. Dilansir dari panel harga pangan Bank Indonesia, harga beras kualitas bawah I naik 0,75 persen menjadi Rp 13.350 per kilogram, beras kualitas bawah II naik 0,77 persen menjadi Rp 13.100 per kilogram.

Sedangkan harga beras kualitas medium I naik 0,69 persen menjadi Rp 14.500 per kilogram, beras kualitas medium II naik 0,7 persen menjadi Rp 14.300 per kilogram, beras kualitas super I naik 0,96 persen menjadi Rp 15.850 per kilogram, dan beras kualitas super II naik 0,33 persen menjadi Rp 15.200 per kilogram. (Red)

Artikel Terkait

Berita Populer