Sunday, July 20, 2025
BerandaBerita UtamaTrump Perintahkan Iran Menyerah, Amerika Tidak Paham 'Budaya Mati Syahid'

Trump Perintahkan Iran Menyerah, Amerika Tidak Paham ‘Budaya Mati Syahid’

progresifjaya.id, TEHERAN – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan kepada Iran untuk menyerahkan diri tanpa syarat dan memperingatkan bahwa kesabaran Amerika mulai menipis. Perang antara Israel dan Iran memasuki hari keenam.

Komentar Trump, yang disampaikan melalui media sosial, menunjukkan sikap yang lebih agresif terhadap Iran. “Kami tahu persis di mana yang disebut ‘Pemimpin Tertinggi’ bersembunyi. Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini. Kesabaran kami mulai menipis,” kata Trump melalui akun media sosialnya, Truth. Hanya selang tiga menit kemudian, ia mengunggah “PENYERAHAN DIRI TANPA SYARAT!”.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Trump berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon pada Selasa (17/6). Pesan Trump yang terkadang kontradiktif dan samar tentang konflik antara sekutu dekat AS, Israel, dan musuh lamanya, Iran, telah memperdalam ketidakpastian seputar krisis tersebut. Komentar publiknya berkisar dari ancaman militer hingga pendekatan diplomatik, yang tidak biasa bagi seorang presiden.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dapat menghadapi nasib yang sama seperti Presiden Irak Saddam Hussein, yang digulingkan dalam invasi yang dipimpin AS dan digantung pada 2006 setelah diadili.

Pemimpin Inggris Keir Starmer mengatakan, tidak ada indikasi AS akan memasuki konflik tersebut. Namun, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Trump bertemu selama 90 menit dengan Dewan Keamanan Nasionalnya pada Selasa sore (17/6). Namun, belum ada informasi detail terkait pertemuan itu.

Tiga pejabat AS mengatakan, Amerika mengerahkan lebih banyak pesawat tempur ke Timur Tengah dan memperluas pengerahan pesawat tempur lainnya. Langkah ini mengikuti pengerahan lain yang digambarkan oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth sebagai tindakan defensif. AS sejauh ini hanya mengambil tindakan defensif dalam konflik saat ini dengan Iran, termasuk membantu menembak jatuh rudal yang ditembakkan ke Israel.

Militer Israel mengatakan pada Selasa (17/6) bahwa mereka telah membunuh kepala staf perang Iran Ali Shadmani, empat hari setelah ia menggantikan komandan tinggi lainnya yang tewas dalam serangan tersebut.

Budaya Mati Syahid

Seorang warga negara Iran mengklaim Republik Islam Iran tidak membangun tempat perlindungan untuk serangan udara karena penduduk diharapkan bertahan dari pengeboman dan “menikmati mati syahid.”

Sementara warga Israel memiliki banyak tempat perlindungan bom publik untuk membantu menghadapi badai serangan dari Teheran, warga Iran mengklaim bahwa bukan hanya infrastruktur mereka yang kurang, tetapi juga ada “budaya mati syahid” yang membuat mereka tidak mencari perlindungan.

“Dalam masyarakat ini, pergi ke tempat perlindungan ketika ada jet tempur yang bertempur atau (serangan udara) yang mengancam di sekitarnya menunjukkan bahwa Anda penakut,” kata seorang jurnalis Iran kepada Global News Podcast BBC. “Jadi, Anda harus (bersikap) berani dan bersiap menghadapi pemboman dan menikmati mati syahid.”

Sampai saat ini, Iran belum secara resmi menutup semua bisnis meskipun serangan dari Israel meningkat dan pejabat Teheran berulang kali menyatakan bahwa negara itu sedang berperang.

Meskipun budaya ini sudah ada, beberapa warga Iran telah memutuskan untuk meninggalkan ibu kota dan menuju ke pedesaan utara, dengan evakuasi yang meluas menyebabkan kemacetan di luar kota pada hari Minggu, menurut laporan setempat.

Ketua Dewan Kota Teheran Mehdi Charman mengatakan kota itu sedang mencari alternatif untuk membantu warga karena kurangnya tempat perlindungan bom, dengan memerintahkan sistem kereta bawah tanah untuk tetap buka 24 jam sehari untuk menyediakan tempat perlindungan bagi warga. “Sayangnya, kami di Teheran dan di kota-kota lain tidak memiliki tempat perlindungan,” katanya kepada wartawan pada hari Minggu.

Kementerian Kesehatan Iran mengatakan sedikitnya 128 orang telah tewas dan lebih dari 900 orang terluka sejak Israel melancarkan serangan pendahuluan terhadap Teheran pada hari Jumat. Serangan balasan terhadap negara Yahudi itu telah menewaskan sedikitnya 14 orang di Israel, menurut IDF.

Israel melancarkan perang udaranya, yang terbesar yang pernah terjadi terhadap Iran, pada Jumat (13/6), setelah menyimpulkan bahwa Iran mengembangkan senjata nuklir. (Red)

Artikel Terkait

Berita Populer