progresifjaya.id, BANDUNG – Kelompok mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berhasil menciptakan produk buket bunga ramah lingkungan yang memanfaatkan bahan limbah kulit jagung dan kertas bekas sehingga dapat sangat meminimalisir penggunaan plastik dalam pembuatan produk buketnya.
Tidak hanya itu, dari inovasi karya Ananda Shafa Nurfauzia, Annur Alam Nasyrah, Bilqiz Asy-Syifa Zahra Noorqolyubi, Jihaan Aulia Syahira dan Risma Nur Amalia Putri ini pun sukses menggelar pelatihan rangkai buket bunga ramah lingkungan di Panti Asuhan Rumah Yatim, Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan pemberdayaan ini bertajuk “Gebrak Bunga” yang merupakan singkatan dari “Gembira Bersama Rangkai Kreasi Buket Bunga”.
Sebagaimana namanya, dalam kegiatan ini para mahasiswa yang memiliki julukan “Paperie Team” membagikan ilmunya dalam bidang seni merangkai bunga pada anak-anak di Panti Asuhan Rumah Yatim dengan cara yang menyenangkan.
Yang mana program ini memiliki tujuan agar bisa membantu dan mengembangkan keahlian remaja di panti asuhan dalam membuat kreasi buket bunga yang bisa dijadikan salah satu jalan berwirausaha yang peduli dengan lingkungan.
Buket Unik Ramah Lingkungan

Ananda Shafa Nurfauzia selaku ketua tim mengungkapkan bahwa tujuan utama pembuatan buket bunga ramah lingkungan ini adalah karena isu timbunan sampah plastik yang kian hari kian menumpuk di Indonesia dan sudah menjadi permasalahan yang krusial. Sehingga, konsep eco-friendly dengan memanfaatkan limbah organik sangat ditekankan dalam bisnis ini.
“Masalah sampah itu sudah jadi masalah yang sudah nggak asing lagi ya di telinga kita. Tapi saat ini masih banyak loh orang yang nggak sadar kalau secara nggak langsung mereka itu beli barang-barang yang ternyata nambah limbah yang sulit terurai di alam. Contohnya, buket bunga. Mungkin beberapa orang nggak sadar kalau biasanya wrapping yang dipakai buat membungkus bunga itu dibikinnya dari plastik, bunga palsu/artificial juga sering ada yang dibuat dari bahan tekstil yang susah terurai di alam” ujar Shafa, sapaan karib dari ketua tim itu.
Shafa atau Ananda juga menambahkan bahwa inovasi ini masih sangat jarang ditemukan khususnya di Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa semua bahan yang digunakan dalam eco- friendly bouquet ini menggunakan 95% bahan yang didapatkan dari alam dan mudah terurai di alam.
Seperti, bunga yang terbuat dari kulit jagung, wrapping terbuat dari kertas bekas yang didaur ulang, penyangga buket yang disusun dari kardus, bahkan sampai packaging-nya pun memanfaatkan bahan yang ramah lingkungan.
Hal ini jelas menjadi keunggulan dari produk yang diciptakannya, mulai dari keunggulan yang berkelanjutan/sustainable karena menggunakan bahan alam yang dapat diperbarui.
Kemudian juga dapat mendukung petani lokal karena mereka memanfaatkan limbah kulit jagung untuk pembuatan bunganya.
Namun demikian, meskipun bahan yang digunakan dalam buket ini merupakan bahan yang ramah lingkungan, akan tetapi produk mereka ini bisa bertahan selama lebih dari 5 tahun lamanya.

“Kami juga memilih untuk menggunakan bahan-bahan ini karena meskipun buket yang kami buat bahannya didapatkan dari alam. Akan tetapi, buket ini akan jauh lebih tahan lama dibanding buket bunga segar yang nantinya akan layu dalam 2 atau 3 hari. Tapi meski tidak mudah layu buket kami juga lebih ramah lingkungan dibanding buket yang menggunakan bunga palsu/artificial. Nah jadi kami memang ingin menggabungkan 2 konsep yang bisa dijadikan keunggulan dari produk kami itu sendiri, yaitu konsep eco-friendly/ramah lingkungan dan sustainable/keberlanjutan,” tambahnya.
Program Pemberdayaan Remaja di Panti Asuhan
Tim yang beranggotakan 5 orang mahasiswa ini tidak berhenti hanya sampai di situ, mereka juga melakukan program pelatihan rangkai buket bunga dalam rangka untuk memberdayakan remaja di panti asuhan.
Kegiatan bertajuk “Gebrak Bunga” itu diikuti oleh 12 remaja putri dan 2 remaja putra di Panti Asuhan Rumah Yatim dengan jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA.

Dalam pelatihan ini mereka mendapatkan materi menarik mengenai teknik merangkai buket bunga ramah lingkungan, strategi berbisnis dan cara mengembangkan usaha.
Tujuan pelatihan itu sendiri adalah sebagai bekal keterampilan untuk anak-anak panti asuhan agar mereka memiliki keahlian yang dapat diandalkan ketika mereka meninggalkan panti.
“Dari kegiatan ini kami juga berharap bisa memberikan manfaat yang lebih luas, biar ilmu yang kita punya tuh enggak disimpan cuma buat kita sendiri, tapi juga buat banyak orang dan buat mereka anak-anak panti. Karena siapa tahu suatu saat nanti mereka mau bikin usaha, nah dengan bikin buket juga bisa dijadiin salah satu usaha bisnis buat mereka” sebut Ananda Shafa, Sabtu (17/8/24)
Sementara itu, dosen pembimbing tim, Nenden Rani Rinekasari atau biasa disapa Bu Nenden menjelaskan, kegiatan yang melibatkan pelatihan bagi anak-anak di panti asuhan ini merupakan bukti kepedulian kami terhadap masa depan mereka.
“Sebagai warga negara yang baik, kita perlu membuat supporting system yang baik untuk memberdayakan para anak yatim piatu salah satunya melalui pelatihan ini agar mereka kelak dapat menjadi warga yang mandiri dalam mencapai kesejahteraannya.” ujar Bu Nenden selaku dosen pembimbing tim.
Pelatihan yang berlangsung di bulan Juli 2024 itu dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam 3 pekan dan membuahkan hasil yang cukup signifikan.
Shafa menuturkan bahwa anak-anak di panti asuhan tersebut adalah pembelajar yang cepat. Karena dalam waktu 3 kali pertemuan itu mereka sudah dapat menghafal alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam membuat buket dan juga memahami betul bagaimana cara membuat buket bunga ramah lingkungan.
Dalam kegiatan ini juga diisi dengan permainan/games. Seperti games uji konsentrasi, tebak nama bahan buket dan juga mini quiz dengan door prize di akhir setiap pertemuan yang menambah keseruan dari kegiatan ini.
Kerja Sama Tim

Shafa selaku ketua tim juga menjelaskan bahwa kerjasama tim yang baik menjadi faktor utama dalam keberhasilan setiap programnya. Kontribusi dari tim yang memiliki berbagai pengalaman sangat menjadi kekuatan dari tim ini.
“Dan dari masing-masing kami di tim ini pun punya pengalaman dan kemampuan yang sesuai dengan jabatan yang kami miliki. Dengan pembagian peran yang baik ini juga dapat menjadi faktor utama dalam menyukseskan bisnis kami di Paperie Ann ini, mulai dari produksi buket ramah lingkungannya sampai ke manajemen program di panti asuhannya,” ujarnya.
Harapan untuk Jangka Panjang
Paperie Team juga menuturkan bahwa pembuatan buket ramah lingkungan ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk semua orang yang ingin membeli buket bunga namun tidak ingin merusak lingkungan.
Tim berharap dengan dibuatnya produk buket ramah lingkungan ini dapat meminimalisir timbunan sampah plastik di Indonesia dan orang-orang semakin sadar dan peduli dengan lingkungan khususnya dalam permasalahan penimbunan sampah yang sulit terurai di alam.
Dalam program pemberdayaan remaja di panti asuhannya pun mereka berharap anak-anak di Panti Asuhan Rumah Yatim kelak dapat mengembangkan bisnis atau usahanya sendiri dengan bekal yang telah Paperie Team berikan, sehingga para remaja di panti asuhan tersebut setidaknya memiliki bekal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Penulis: Bilqiz