Tuesday, April 22, 2025
BerandaInternasionalWanita Jerman Masih Bisa Mengandung dan Melahirkan, Meski Berumur 66 Tahun

Wanita Jerman Masih Bisa Mengandung dan Melahirkan, Meski Berumur 66 Tahun

progresifjaya.id, JAKARTA – Di Jerman, seorang nenek yang sudah mempunyai cucu bisa melahirkan bayi. Padahal sang nenek sudah berusia 66 tahun.

Bayi yang lahir tahun lalu itu merupakan anak ke 10 yang terpaut 45 tahun dengan anak sulungnya.

Alexandra Hildebrandt, demikian nama sang ibu, mengungkapkan bahwa kehamilannya terjadi secara alami tanpa bantuan obat penyubur. Ia juga tidak mengalami kesulitan dalam proses kehamilan. Bayi laki-laki yang diberi nama Philipp itu lahir melalui operasi caesar di Rumah Sakit Charité, Berlin.

Namun dia tidak menceritakan sampai bisa mengandung di usia 66 tahun itu. Apakah dalam kesehariannya wanita tua itu masih sering melakukan hubungan intim dengan suaminya, hingga bisa hamil? Padahal nenek seusia itu, dipastikan sudah menapouse.

“Keluarga besar bukan hanya sesuatu yang luar biasa, tetapi yang terpenting, penting untuk membesarkan anak-anak dengan baik,” tulis Hildebrandt, yang bekerja sebagai direktur museum, kepada TODAY, dikutip Selasa (1/4).

Sang bayi Philipp kini menjadi anggota keluarga termuda di antara saudara-saudaranya: Svitlana (46), Artiom (36), Elisabeth (12), Maximilian (12), Alexandra (10), Leopold (8), Anna (7), Maria (4), dan Katharina (2).

Jika dilihat dari umur anak-anaknya yang lain, Ny Heldenbrandt melahirkan mereka dalam usia tidak muda lagi. Paling tidak sang ibu berumur 54 saat melahirkan anak ke tiga dan seterusnya sampai umur 66 tahun melahirkan anak bungsunya Philipp.

Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild, Ny Hildebrandt menegaskan bahwa ia menjalani gaya hidup sehat. Ia tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, dan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

“Saya makan makanan yang sangat sehat, berenang secara teratur selama satu jam, berjalan selama dua jam,” ujarnya.

Dokter kandungan dan ginekologi yang menangani Hildebrandt, Dr. Wolfgang Henrich, menyatakan bahwa kehamilan tersebut sebagian besar berlangsung tanpa komplikasi.

Dr. Brian Levine, direktur praktik di klinik kesuburan CCRM di New York City, menilai bahwa kemungkinan biologis seorang wanita berusia 66 tahun untuk hamil tanpa intervensi medis sangat rendah. Selain itu, menurutnya, kehamilan di usia lanjut memiliki resiko tinggi.

“Resikonya termasuk peningkatan angka hipertensi, diabetes gestasional, dan persalinan prematur,” ungkap Levine.

Selain itu, resiko kelainan kromosom seperti sindrom down juga meningkat seiring bertambahnya usia ibu.

Levine, yang tidak menangani Ny Hildebrandt secara langsung, menambahkan bahwa jika seorang wanita masih bisa hamil di usia 66 tahun, ada kemungkinan ia belum mengalami menopause. Kondisi ini bisa terjadi jika ia memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), yaitu kelainan hormonal yang memengaruhi fungsi ovarium.

Kehamilan di usia lanjut bukanlah sesuatu yang umum terjadi. Meskipun ada kasus kehamilan alami seperti yang dialami Ny Hildebrandt, mayoritas wanita seusianya tidak dapat hamil tanpa bantuan medis. Risiko kesehatan yang menyertainya juga menjadi perhatian utama para ahli medis.

Dengan kelahiran bayi Philipp, Ny Hildebrandt kembali membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk menjadi seorang ibu. Namun, para dokter tetap mengingatkan bahwa kehamilan di usia lanjut perlu diawasi secara ketat untuk mengurangi risiko komplikasi.

Editor: Isa Gautama

Artikel Terkait

Berita Populer