Tuesday, April 22, 2025
BerandaNusantaraWarga Geruduk Kantor Desa Cikalahang Pertanyakan Dana CSR dari PDAM Kuningan

Warga Geruduk Kantor Desa Cikalahang Pertanyakan Dana CSR dari PDAM Kuningan

progresifjaya.id, KAB. CIREBON – Puluhan warga Desa Cikalahang menggerudug balai desa, Selasa (22/8/2023). Mereka pertanyakan tentang sistem pelayanan, pemerintahan dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari pembangunan PDAM kepada Kuwu Oom Komarudin.

Mereka geram karena menganggap selama ini warga Cikalahang tidak dilayani secara maksimal oleh Pemdes Cikalahang. Mereka juga menuding, pihak pemdes tidak transparan dalam pelaksanaan anggaran dana CSR kepada masyarakat.

Untuk menampung keluhan warga, selanjutnya pihak pemdes mengadakan audensi di Desa Cikalahang. Kecamatan Dukupuntang.  Kordinator Aksi, Asep Irfa Jazuli menyampaikan, audensi ini minta transparansi dalam roda pemerintahan.

“Pak Kuwu punya mimpi besar ingin menjadikan desa wisata, mau tidak mau harus action atau bekerja. Yang menjadi kekhawatiran masyarakat Cikalahang di sekitar sumber mata air berada karena kebutuhan PDAM Indramayu itu kebutuhan debitnya 4.510 per detik ini sangat mengerikan sekali,” ujarnya.

Asep Irfa mengatakan pihak pemdes kurang transparan dan sedikit sosialisasi kepada masyarakat. “Dan mereka buka semua dokumennya dengan bukti-buktinya dengan action kita sekarang,” ungkapnya.

Sementara itu, Kuwu Cikalahang Oom Komarudin menuturkan, bahwa semua dana CSR itu selalu diberitahukan di depan masyarakat pada acara mustawarah desa atau musdes.

“CSR dari PDAM atau CSR dari perusahaan lainnya, lami selalu mengumumkan, memberitahukan dan selalu mengajak agar warga masyarakat tahu kami pemerintahan desa bila ada dana masuk dari PDAM dan kami umumkan,” jelasnya.

Oom Komarudin menjelaskan gejolak-gejolak seperti ini mungkin wajar di pemerintahan desa karena miskomunikasi.

“Ketika kami jelaskan, mereka tetap seolah-olah kayak tidak mengerti. Ya wajar karena dikembalikan lagi SDM manusia tidak sama. Jadi intinya ini adalah evaluasi, antara warga masyarakat kami dan ke pemerintahan desa,” jelasnya.

Ia membeberkan, dana CSR dari PDAM Kuningan senilai Rp 400 juta. Pihak desa terima manfaat dari PDAM Kuningan melalui pihak ketiga dalam pelaksanaan pembangunanya seperti Desa Kaduela.

Hingga kini, ia menjelaskan, masih dalam bentuk tahap negoisasi atau aturannya tentang manfaat kepada masyarakat desa

“PDAM Kuningan ini patokan seperti Desa Kaduela menerima manfaat rabat beton senilai projeknya Rp 400 juta. Kami Desa Cikalahang tidak mau terima manfaat. Kami mintanya berbentuk uang karena menyangkut sumber mata air masyarakat. Kami tidak mau punya kelemahan,” bebernya.

Ketika kami bikin komitmen dengan PDAM Kuningan, kata dia, dirinya memohon kepada PDAM agar jangan mengganggu sumber mata air yang sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.

“Terserah PDAM Kuningan. Alangkah bijaknya cari solusi terbaik agar warga masyarakat kami tidak terkhianati dari sumber mata air diambil,” terangnya.

Oom dalam penjelasannya kepada warga, menyampaikan jika terjadi penyimpangan dalam perjanjian maka pihak Desa Cikalahang akan mengambil tindakan yang tidak merugikan masyarakat desa Cikalahang.

“Dan akhirnya saya tidak punya kelemahan di sini, saya minta uang. Ketika mereka mengingkari janji, uang tersebut kita kembalikan saja. Kami pemerintahan desa dan seluruh jajaran warga masyarakat Cikalahang tidak punya kelemahan terima CSR dengan catatan mereka telah mengkhianati dan merusak, diambil sumber mata air kami sampai tidak ada air,” pungkasnya.

Selain sumber mata air, Kuwu Oom juga meminta maaf terkait sulitnya mendapat pelayanan mobil ambulance saat dibutuhkan seperti yang dikeluhkan masyarakat Blok II dan akan diperbaiki ke depannya. (Met/Fii)

Artikel Terkait

Berita Populer