progresifjaya.id, TANGERANG – Kegiatan belajar mengajar (KBM). di hampir semua sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang merindukan ingin segera berjalannya pelajaran tatap muka di sekolah.
Pasalnya, semenjak masa pandemi Covid 19, anak-anak yang disarankan untuk belajar di rumah ternyata merepotkan orang tua yang harus ekstra mengajarkan anaknya di rumah. Namun upaya itu lama kelamaan membuat anak-anak tidak terkontrol dengan kebanyakan main ketimbang belajar. Hal tersebut diungkapkan H. Mudjijono sang pemilik Yayasan Tunas Harapan.
“Kalau terus kondisinya begini kasian anak-anak bisa jadi bodoh semua, apalagi orang tua juga dibuat pusing. Kalau tidak punya paketan mana bisa belajar, sedangkan kondisi lagi sulit seperti ini,” ujarnya ditemui Progresif Jaya, Kamis (13/8).
Mungkin (paket data internet) buat sekolah negeri barangkali nggak masalah, kata H. Mudjijono, tetapi buat sekolah swasta dampaknya terasa sekali.
“Makanya, kami minta kepada para petinggi-petinggi di atas segera pikirkan nasib anak-anak bangsa. Sampai kapan harus berada dalam kondisi seperti ini,” ungkapnya.

Ia juga menerangkan kendala dalam pengajaran. Guru juga dibuat repot kalau ada anak yang tidak punya telepon pintar (smartphone), sementara smartphone-nya dibawa orang tua bekerja sedangkan soal harus diberikan.
“Gimana coba, mau dibawa kemana nasib anak bangsa ini,” paparnya.
Hal senada dikatakan oleh Dalimin, S.Pd., Kepala Sekolah SMK Tunas Harapan. “Meski kegiatan sekolah belum dibuka untuk tatap muka, kami juga hingga saat ini masih mengikuti peraturan pemerintah dengan menerapkan standar Covid 19 yang dianjurkan oleh pemerintah dengan memberitahukan kepada para siswa untuk selalu mencuci tangan, jaga jarak dan memakai masker. Namun harapan kami agar dinas pendidikan segera memberi solusi terbaik agar pendidikan ini berjalan normal seperti biasanya,” harapnya.
(Ujang)